Lihat ke Halaman Asli

Meti Irmayanti

senang membaca, baru belajar menulis

Petaniku

Diperbarui: 1 Maret 2024   08:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: istockphoto.com

Suatu waktu di pematang sawah
Padi menari menghampar kekuningan
Seperti dewi, manja dan gemulai
Menyapa dengan genit

Ambingkan Pak Tani ke ceruk mimpi
Padi-padi menguning sebentar lagi panen
Riuhnya pipit sawah tak kalah nyaring
Tapi tak membuat ciut nyali petani
Orang-orangan sawah
Sudah cukup untuk mengusirnya

Di antara doa dan harapan
Di antara harga pupuk dan racun hama
Di antara harga petani dan harga pasar
Di antara beras lokal dan beras impor
Ada hening yang mengganjal

Siapa yakin musim ini berakhir indah,
Ataukah penuh kecewa ?
Mungkinkah harga yang mahal itu
Jadi milik petani,
Ataukah milik para siluman?
       Ah, petaniku
                 Petani kita
                      Yang dimain-mainkan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline