Lihat ke Halaman Asli

Meti Irmayanti

senang membaca, baru belajar menulis

Pemilu

Diperbarui: 9 Oktober 2023   21:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bukan pertama kali kita mengalaminya
dibujuk memberi suara pada gerombolan si berat
apa belum sadar...
perwakilan yang kau titip hanya sampai di ujung ludah
pada lidah dari mulut yang lahir sungsang

percuma jika hanya mengandai-andai
kebobrokan sudah melewati batasnya
dimanakah sepatutnya mereka harus berpijak
di ruang tidur Senayan, atau di kubangan aspirasi rakyat yang tersumbat

buaian janji menuju masa depan
terdengar begitu gamblang
bahkan dengan telinga yang tertutup
beradu narasi demi suara yang bisa dibeli
walau dengan jalan yang tidak semestinya

tontonan vulgar dari Senayan
telah menjadi konsumsi publik
kepentingan sudah menjadi tunggangan
nasib rakyat kecil menjadi bahan jualan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline