Bagi kaum ibu, baik yang bekerja dan yang terlebih khusus lagi ibu rumah tangga biasa, rutinitas bulan ramadan sesungguhnya tidaklah berbeda dengan rutinitas harian di hari-hari diluar bulan ramadan. Bahkan kesibukan bisa jadi bertambah mengingat di dalam bulan ramadan itu ada kewajiban khusus serta sunnah-sunnah penting yang tidak boleh dilewatkan oleh kaum muslimin.
Rutinitas mengurus anak sekolah, beres-beres rumah, belanja dan segala aktifitas harian rumah tangga tetap menanti untuk dikerjakan, memang sih anak-anak dan ayahnya tidak butuh sarapan sebelum berangkat sekolah dan kerja, akan tetapi urusan sarapan diganti dengan urusan sahur yang justru jauh lebih berat, membangunkan anak di jam yang biasanya mereka belum bangun dan memastikan mereka tak tidur lagi setelah itu cukup menguras 'emosi'.
Mungkin di siang hari anak-anak tidak butuh makan karena puasa, tetapi disini kita disibukkan untuk memastikan mereka cukup istirahat, memastikan mereka tak kelelahan yang bisa menurunkan daya tahan tubuh mereka selama berpuasa. Begitupun saat berbuka kita harus tetap memastikan mereka berbuka puasa dengan tepat baik kuantitas dan kualitasnya, dan setelah memastikan mereka tidur tepat waktu.
Di luar dari rutinitas urusan rumah tangga, di bulan ramadan ini kita juga dipusingkan dengan urusan dapur, betapa tidak jika di bulan sebelumnya harga barang kebutuhan dapur sekian, di ramadan ini harganya sudah jauh melambung bahkan ada yang naiknya hampir dua kali lipat, sementara pemasukan tidak berubah, mungkin ada sedikit harapan dengan THR, tetapi itu juga sudah ada posnya sendiri dan kadang bikin puyeng, yang masuk segini yang mau dikeluarkan segitu.
Ini bukan curhat loh, tetapi mungkin kita sepakat bahwa memang beginilah kenyataannya. Apa yang saya rasakan, apalagi saya masih harus mengurus anak bayi berusia lima bulan, rutinitas di bulan puasa ini memang menguji kesabaran, dan manusia itu keimanannya kan tidak selalu steady artinya bisa kencang bisa pula kendur, makanya kita diajarkan untuk selalu berdoa dengan doa
"Yaa Muqallibal quluub tsabbit qalbi ala diynik" yang artinya:
"Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati hamba di atas agama-Mu".
Selain dari suasana hati yang memang sudah menjadi kodrat manusia bahwa sejatinya suasana hati itu selalu berubah-ubah. Tekanan rutinitas kesibukan juga butuh yang namanya hiburan, nah bagi ibu rumah tangga seperti saya ini yang namanya hiburan itu sesuatu yang perlu banget, akan tetapi yang namanya waktu apalagi di bulan ramadan ini seperti tidak mau kompromi, selesai satu pekerjaan menyusul lagi pekerjaan lainnya, belum lagi waktu untuk ibadah di bulan ramadan ini yang sungguh sayang kalau harus dilewatkan.
Tapi apakah saya dan ibu rumah tangga lainnya harus menyerah? Tentu saja tidak, kami harus menjadi strong woman, hiburan kami yah pekerjaan kami, dimana ada kesempatan menghibur diri yah kami menghibur diri, tak terkecuali di saat waktu sahur.
Ketika baby saya ikut terbangun dan saya harus mempersiapkan sahur, jadilah bermain bersama babyku menjadi hiburan, mengendong sambil bernyanyi dan sedikit lompat-lompatan, pokoknya membuat si baby tertawa dan senang. Hati ini juga pastinya ikut senang, beban kesibukan dengan sendirinya tidak terasa.
Yah, bermain bersama bayiku menjadi hiburan tak biasa di saat sahur. Si baby senang, saya senang, kakak-kakaknya dan ayahnya juga ikutan senang, kebahagiaan di wajah anak-anak itulah hiburan sejati bagi kita orangtuanya.