Anak kecil itu menatap langit
bajunya compang-camping dimakan lusuh
terbungkuk-bungkuk
di bawah awan yang menghitam
tak ada lagi cahaya di matanya
bergegas pulang
ke rumah yang tak lagi ada
membawa cerita yang menjadi beban
yang lama membekap punggungnya
ternyata bahagianya bukan di sini
tetapi jauh di kubangan mimpi
ia merintih
tidak ada lagi kasih yang bisa dikenang
musnah diluruhkan hujan
hanya tersisa airmata
yang menyatu menjadi lumpur
ia meringis menahan perih
takut membayangkan
apa yang ada di ujung jalan
ia berpaling pasrah
membawa langkah yang lelah
terhuyung-huyung, dan
gemetar menahan gigil
ahh, dia melenguh....
(ternyata ia bukan sendiri, dia adalah kumpulan orang-orang yang dilupakan waktu, terdesak dari resah-gelisah pagi hari, terbuang dari hiruk-pikuk siang hari dan tersisih dari kusut-masai malam hari)