Lihat ke Halaman Asli

Meti Irmayanti

senang membaca, baru belajar menulis

Potret

Diperbarui: 10 Januari 2022   14:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: pexel.com

Potret yang mulai lusuh dan memburam itu
Masih bergantung di dinding yang terlihat kusam
Dimakan oleh waktu yang terus menua
Menyimpan kenangan tak tergantikan
Tawa juga airmata telah terperangkap di dalamnya
Menjadi saksi atas waktu yang pergi diam-diam

Potret yang mulai lusuh dan memburam itu
Menemaniku meniti hari-hari yang berat tanpamu
Ada semangat bergelora yang menari-nari
Dari tatapan yang terpancar di potretmu
Ada kasih sayang yang takpernah hilang, mengalir
Dari senyuman yang terperangkap dalam potretmu

Potret yang mulai lusuh dan memburam itu
Takpernah lupa mengingatkan, sambut pagi dengan senyuman
Takpernah lepas mengingatkan, mengisi hari dengan optimisme
Takpernah lalai mengingatkan, sambut malam dengan puji syukur
Begitu tulus nasihatmu yang kausimpan dalam potretmu
Laksana kilau gemintang di gulita malam

Ayah... terimakasih atas segala cinta, doa dan harapan
Yang kautitipkan dalam potret yang telah lusuh dan memburam ini




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline