Lihat ke Halaman Asli

Meti Irmayanti

senang membaca, baru belajar menulis

Puisi: Ayah

Diperbarui: 12 November 2021   21:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi.(FREEPIK/PROSTOCKSTUDIO)/  via kompas.com

jemari kekarnya yang tua, fasih mengurai beban, melebihi tumpahan kubangan keringatnya, melumat telapak dan kuku-kuku jemari, nafasnya disisih habis, dibawa hembusan bayu ke penjuru raya.

ia gertak keangkuhan dunia, dengan tubuhnya yang telah meluruh separuh, peluk dan ciumnya sarat memenuhi mimpi anak-anaknya, yang menari-nari sambil memahat aksara jingga di keremangan senja.

ia adalah ayah, sosok yang mengungkap kasih sayang dengan peluh di tubuhnya, sosok yang sembunyikan lelahnya dan menggantinya dengan senyuman, sebagai jawaban dari untaian tanya anak-anaknya.

ayah.... semua peluhmu telah menjadi telaga yang mewujudkan segala harapanku, semua lelahmu telah menjadi separuh nyawa di hidupku, kau telah membuka gerbang, untukku berjalan sebagai pemenang.

terimakasih ayah, atas semua peluhmu yang melebihi manisnya madu menghapus dahagaku, atas semua lelahmu yang melebihi lembutnya awan menyelimuti lelapku.
Selamat Hari Ayah




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline