Lihat ke Halaman Asli

Meti Irmayanti

senang membaca, baru belajar menulis

Sesederhana Harapan

Diperbarui: 11 November 2021   14:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

apod.nasa.gov

Angin hari ini lebih kering dari biasanya, buah randu yang pecah, kapuknya beterbangan, melayang entah menuju masa depan atau ke masa lalu

Di pojok kandang, kambing-kambing terduduk lapar, rumput-rumput telah kering, pucuk-pucuk daun telah menghilang dari ujung ranting, hanyut di kekeringan.

Angin kering berhembus seperti membawa kabar duka, membuyarkan mimpi bunga bakung terakhir, yang tumbuh di pojok pagar bambu yang hampir roboh karena rapuh.

Sesederhana harapan, jika besok hujan turun, siapa yang akan tertawa.? Sesederhana harapan, jika esok hujan datang, siapa yang akan menyambut dengan ucapan selamat datang

Kambing terlalu sibuk mengurusi birahi di kepalanya, bunga bakung terlalu lemah memikul pagar yang sebentar lagi jatuh, pokok randu telah tuntas mengkapukkan buahnya.

Sesederhana harapan malam nanti, cahaya rembulan datang bersama ayat-ayat cinta, menggemakan puja dan puji, dan saat itu kita berpagutan hingga mencapai orgasme.

Lalu tersadar dan mulai menghitung bocah-bocah yang tidur berhimpitan, yang akan bertambah di musim kering yang akan datang, saat itu kita hanya pasrah, kembali menikmati satu-satunya "nikmat" yang tersisa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline