Lihat ke Halaman Asli

Meti Irmayanti

senang membaca, baru belajar menulis

Bagaimana Mengelola Keuangan dengan Baik di Bulan Ramadhan, agar Puasa Ramadhan Penuh Hikmah

Diperbarui: 18 April 2021   13:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompasiana

Bulan Ramadhan biasanya identik dengan bulan banyak pengeluaran bagi kita umat Islam yang menjalankan ibadah puasa.

Betapa tidak, di bulan Ramadhan ini harga-harga kebutuhan pokok biasanya melonjak tinggi, kebutuhan juga biasanya meningkat baik itu kebutuhan harian maupun kebutuhan "sekunder" pernak-pernik hari raya yang berubah elomenjadi kebutuhan "primer".

Dan yang jadi masalah, apalagi dalam situasi pandemi yang masih menghantui, penghasilan atau pemasukan masih terbatas.

Bagi keluarga yang berpenghasilan tetap, seperti karyawan atau pegawai baik swasta maupun pemerintah tentu masih bisa berharap dengan yang namanya THR, dan bagi yang berwiraswasta tentunya berharap pada pulihnya perekonomian khususnya daya beli masyarakat. Syukur-syukur kalau bisa dapat samber THR Kompasiana yang tentu saja bisa sangat membantu.

Kalau kita tidak mampu mengelola keuangan dengan baik, bisa-bisa kita menghadapi kondisi lebih besar pasak daripada tiang, harus mengorek tabungan, itu kalau punya tabungan kalau tidak punya maka itu akan menjadi masalah besar yang akan mengurangi keberkahan dan kehikmatan puasa Ramadhan.

Padahal sesungguhnya puasa Ramadhan itu justru mengajak dan mengajarkan kita untuk menghindari sifat-sifat boros, konsumtif dan berlebih-lebihan.

Kita semua menyadari bahwa faktor keuangan merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan ini, termasuk dalam menjalankan ibadah puasa, meski ia tidak ada hubungannya dengan syarat dan rukun puasa tapi dengan kemampuan mengelola keuangan maka kita dapat menjalankan ibadah puasa dengan penuh hikmah.

Menyikapi hal ini ada beberapa tips yang saya lakukan di keluarga saya, dan Alhamdulillah menurut saya cukup berhasil.

1. Dua bulan sebelum memasuki Ramadhan saya sudah membuat daftar kebutuhan utama, seperti kebutuhan dana untuk sedekah, dimana harus sedekah dll. Kebutuhan bulanan dan kebutuhan hari raya. Sehingga jumlah kebutuhan sudah bisa diukur dan disesuaikan dengan kemampuan.

2. Setelah daftar kebutuhan diketahui, maka sebelum memasuki Ramadhan, saya usahakan mulai menyisihkan sebagian penghasilan untuk ditabung khusus buat Ramadhan. Dan sebulan sebelum Ramadhan sebelum harga-harga melonjak naik, sesuai kemampuan yang ada saya membeli bahan kebutuhan seperti beras, gula, minyak untuk persiapan Ramadhan.

3. Menu puasa secara budget tidak berbeda dengan menu-menu harian sebelum puasa, tapi ragam dan variasi menu yang disajikan yang diusahakan lebih variatif baik dalam bentuk maupun rasa tanpa melebihi budget harian yang sudah tetap.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline