Lihat ke Halaman Asli

Meti Irmayanti

senang membaca, baru belajar menulis

Aku Hanya Setitik Debu

Diperbarui: 14 Maret 2021   10:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: sastraindonesia.org

Aku bukan sebongkah cadas di bukit batu ini. Aku hanya setitik debu di bukit Padas ini, aku hanya setitik debu yang dibawa angin entah dari mana.

Aku setitik debu yang menempel pada padas rapuh yang sebentar lagi akan jatuh, aku hanya setitik debu yang terbungkam oleh bayangan bukit batu yang menjulang.

Aku hanya setitik debu yang tak akan bersuara meski dipaksa, berteriak pun mulut setitik debu ini hanya akan menjadi sepi.

Aku cukup tahu diri menjadi setitik debu, bagaimana mungkin aku bermimpi untuk menjadi bukit yang menjulang, sementara angin pun tak menganggap ku ada.

Meski begitu aku setitik debu yang pernah sujud dihadapan tuhan, jangan mengancam ku dengan kematian, aku setitik debu yang dijahit oleh waktu pada dinding bukit yang menjadi saksi bagi matinya kesombongan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline