Lihat ke Halaman Asli

Meti Irmayanti

senang membaca, baru belajar menulis

Perahu itu Telah Karam

Diperbarui: 6 Maret 2021   18:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: rumahpemilu.org

Hari ini entah mengapa aku rasanya ingin membuat catatan harian, aku ikut-ikutan galau pada sesuatu yang aku sendiri masih bingung apa sih sebenarnya yang terjadi, semoga saja semua ini akan baik-baik saja.

Mereka menunjukkan betapa tak bisa dipercayanya poliTIKUS, mereka mampu "menghancurkan" sesamanya tanpa rasa bersalah, bahkan dengan euforia dan eksatis.

Dengan dalih demokratis dan konstitusional, kegilaan itu dipertontonkan pada khalayak dan pada akhirnya akan dipaksakan untuk diterima meski penuh dengan histeria.  

Sementara itu, berteriak tentang ketidakadilan hanya memperburuk keadaan, "sikut-menyikut" sudah menjadi entitas kekinian hasil abstraksi perilaku purba yang pernah diajarkan sejarah, dan secara politis inilah langkah keji untuk meniadakan ketidaksamaan pandangan politik.

Dan betapa tololnya kita, yang mau saja percaya bahwa itu bukanlah sebuah perlakuan bejad melainkan hanya menjalankan kewajiban sebagai seorang patriot sejati.

Inilah demokrasi yang kehilangan jiwa, demokrasi yang meniadakan etika, demokrasi yang tak pernah bisa hidup kecuali memberi kematian pada yang tak sama.

.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline