Lihat ke Halaman Asli

Meti Irmayanti

senang membaca, baru belajar menulis

Cinta Monyet atau Cinta Karet

Diperbarui: 21 Januari 2021   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Unplash.com/@hannynaibaho. (fimela.com)

Jatuh cinta berjuta rasanya, biar siang, biar malam terbayang wajahnya. Cinta cinta karet cinta sampai lengket, demikian sepotong lirik lagu jatuh cinta yang dibawakan oleh Titiek Puspa dan juga sepotong lirik lagu cinta karet yang dipopulerkan oleh manis manja group.

Jatuh cinta adalah hal lumrah yang dirasakan oleh manusia. Jatuh cinta bisa berawal dari pandangan pertama, bisa juga karena sering bersama seperti pepatah Jawa witing tresno jalaran soko kulino. 

Jatuh cinta yang menumbuhkan rasa kekaguman dan ketertarikan yang akhirnya menjadi perasaan sayang untuk saling memiliki, dan saling berbagi perasaan.

Tapi diantara macam-macam perasaan cinta, salah satu pengalaman cinta yang sering membuat kita tertawa geli sendiri, adalah
pengalaman jatuh cinta gaya cinta monyet, di masa remaja dulu.

Mendengar suara si dia saja senangnya minta ampun, tapi takut dan malu mau ketemuan, apalagi kalau si dia pingin datang ke rumah, alamak jangan sampai nyokap tahu, bisa-bisa dimarahin habis satu hari satu malam.

Pertemuan jadinya hanya saling tatap-tatapan saja, komunikasi lewat surat-suratan yang lebih banyak lewat puisi picisan gaya pujangga ingusan.

Tapi cinta monyet ini bukan saja dialami oleh muda-mudi atau remaja, bahkan orang dewasa pun kadang dilanda cinta monyet yang sering disebut puber kedua. Dimana pada saat jatuh cinta tersebut, dunia seperti hanya milik mereka berdua, orang lain cuma numpang doang, yang bahayanya bagi orang dewasa yang sudah berkeluarga cinta monyet kedua ini bisa menghancurkan mahligai rumah tangga yang telah terbina dengan baik.

Yang perlu diingat jatuh cinta bisa menjadi jalan kehancuran jika tidak disertai dengan iman dan pemahaman tentang agama yang baik. Jatuh cinta memang sebuah perasaan alamiah yang tidak bisa dihindari ataupun ditolak, yang tepat adalah bagaimana bersikap di saat jatuh cinta, apakah cinta itu akan mengarahkan kepada kebaikan atau sebaliknya.

Apalagi kalau jatuh cinta itu menjebak kita dalam lingkaran cinta terlarang, itu akan sangat-sangat merugikan sekali.

Tidak ada yang salah dalam jatuh cinta, jika itu dimanifestasikan secara tepat dan di tempat serta situasi yang tepat pula, yang membedakan antara cinta manusia dengan cinta mahluk hidup lainnya adalah akal, dimana manusia mencintai dengan akal sehatnya bukan dengan hawa nafsunya sebagaimana yang dilakukan oleh kumpulan hewan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline