Lihat ke Halaman Asli

Meti Irmayanti

senang membaca, baru belajar menulis

Gelisah

Diperbarui: 6 November 2020   13:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pinterest/Royal Wood Journal

Mungkinkah gelisah di hatiku juga menjadi gelisah di hatimu?
Ataukah gelisah di hatiku ini hanya jadi lelucon di hatimu?
Kita yang dulu saling mengerti hanya dengan bertatapan mata
Kini berdiri seperti titik embun yang membeku di ujung daun tempat janji kita tertulis
Dulu engkau adalah jarum yang menjahit serpihan-serpihan rindu
Dan aku adalah benang yang menyambung untaian-untaian kenangan
Dulu kita berdua adalah gunung yang tidak bisa di daki
Kini kita telah mencair menjadi lava yang telah dingin dan mengering
Wahai..... mentari yang selalu terang, jenguklah kekasih ku
Ketuklah semua pintu-pintu yang tertutup dihatinya dan katakan aku gelisah
Tidurku kini telah sepi dari mimpi, hanya berteman rindu yang cengeng
Sudah begitu lama waktu menggerus kesetiaan ini, aku ingin didekap olehnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline