Lihat ke Halaman Asli

Meti Irmayanti

senang membaca, baru belajar menulis

Senja yang Terburu-buru

Diperbarui: 18 Oktober 2020   22:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. femina.co.id

Kala itu senja di penghujung musim kemarau, lebih jingga dari senja di samudera yang jadi saksi perpisahan kami berdua

Segala cerita dan kisah seketika saja terkatup diam diantara deburan hati dalam buaian kesangsian

Menyisakan cemburu pada senja yang terburu-buru tenggelam di pelukan malam yang berkabut

Sungguh aku ingin menangkap senja dan menggantungnya lebih lama, agar perpisahan itu tak dibatasi gelap

Namun aku hanya serpihan debu yang terbawa angin dan menghamba pada kuasa Sang pemilik waktu.

Kepedihan ini harus segera berakhir, panggilan syahdu dari rumah-rumah Sang penguasa semesta telah berkumandang untuk ditemui

Di sanalah segala cerita, segala ingin mendapat tempat untuk tercurah dalam hamparan sajadah putih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline