Lihat ke Halaman Asli

Meti Irmayanti

senang membaca, baru belajar menulis

Pertapa

Diperbarui: 26 Agustus 2020   22:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sang pertapa menangkup hening
Berteman bayu yang membisik perih
Membelai lembut dinding angan
Dalam isyarat kerlingan matanya

Burung gagak terbang tanpa hasrat
Seolah ia tak akan pernah lagi pulang
Pucuk pohon hanya menyisakan dendam
Suara nafas tersisa satu, dua

Sang pertapa menyapa angin
Yang membuat daun-daun berguguran
Ia yang mengerti
Pada angin yang menutup mata

ketika langit menantang badai
Awan pun mengerti
Menghapus peluh di wajahnya
hanya cinta yang belum datang

Duhai pertapa
Duhai burung gagak
Duhai langit
Duhai cinta
Tersenyumlah bersama angin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline