Seorang lelaki muda yang sedang mabuk berjalan menyusuri lorong, meracau dan menjeritkan kata-kata kotor.
Sebentar kemudian suaranya hilang ditelan hening, berganti suara sesengukan dan si lelaki muda terduduk lunglai di tepi selokan.
Pada wajahnya ada rasa pedih yang telah membias bercampur mabuk.
Sejenak kemudian ia terhuyung, dan memuntahkan seluruh isi perutnya.
Dunia serasa memutar-mutarnya tanpa mau berhenti, sedang raganya sudah terkulai.
Meski begitu bathinnya masih terus berontak mengutuk dunia, yang membuatnya hanya bisa berteman rasa mabuk
Dari mulutnya yang komat-kamit tak henti mengalir racau ngelantur
Bukalah topengmu wahai dunia, beranikah kau menanggalkan topengmu ?
Supaya ketika orang melihatmu, mereka tahu kamu adalah penipu yang paling ulung, lebih buruk dari badut yang mencuri dari anak-anak yang dihiburnya
Kamu adalah penipu yang paling berbahaya. Tertawalah! Tertawalah sampai puas. Tak apa sebab aku akan membunuhmu
Dan lalu racau itupun seketika berhenti, mengiringi tubuh si lelaki muda yang jatuh terjerembab di selokan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H