Pendidikan pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan non formal dan lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang dijadikan sebagai tempat dimana seseorang dapat mencari, mempelajari dan mengamalkan ilmu-ilmu agama dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun fasilitas yang terdapat di pesantren itu salah satunya adalah Mesjid yang dijadikan sebagai tempat beribadah, Aula yang dijadikan sebagai tempat pembelajaran, Kobong yang dijadikan sebagai tempat beristirahat para santri , Kyai yang dijadikan sebagai pimpinan dan seseorang yang memberikan pendidikan dalam proses pembelajaran di pesantren tersebut yang memiliki keilmuan dan ada para santri juga, lalu kitab yang dijadikan sebagai sumber pembelajaran para santri. Kitab-kitab tersebut berupa kitab kuning, pembelajaran Al-Qur'an dll.
Di samping pembelajaran kitab dan al-qur'an, pesantren juga menanamkan pendidikan karakter untuk menjadikan santri-santriahnya menjadi seseorang yang berakhlak mulia dan sholeh-sholihah. Sehingga bisa menjadi pemimpin dan generasi penerus bangsa yang memiliki pondasi kuat dalam bidang Agama, menjadi seseorang yang memiliki karakter unggul dan bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain.
Adapun karakter itu sendiri merupakan sebuah tindakan seseorang yang nampak dan melekat pada diri seseorang dijadikan nilai yang diyakini untuk menunjukkan wajah kepribadian seseorang. Maka dari itu, Pondok pesantren membentuk manajemen pembelajaran yang didalamnya terdapat pengaturan-pengaturan sumber daya guna tercapainya sebuah pendidikan dalam proses pembelajaran.
Apalagi menyangkut pembentukkan karakter, tentunya lembaga pesantren itu mempunyai visi dan misi masing-masing untuk membantu dalam proses pembentukkan karakter santri itu sendiri dengan menerapkan metode-metode dalam pembelajaran.
Ada 6 metode yang diterapkan pesantren dalam membentuk karakter santri, yaitu :
1.Metode keteladanan ( Uswah Hasanah )
Pendidikan keteladanan merupakan pendidikan dengan memberikan contoh secara langsung
oleh pimpinan dan ustadzahnya terhadap santri itu sendiri dengan mencontohkan hal-hal yang baik terkait dengan ibadah, akhlak maupun hal lainnya. Karena di pesantren pemberian contoh keteladanan sangat di tekankan, dengan begitu bisa mempermudah proses pembentukkan karakter. Contohnya seperti pembiasaan shalat-shalat sunah, puasa-puasa sunah, dzikir bersama dll.
2.Metode Latihan dan Pembiasaan
Mendidik karakter dengan latihan dan pembiasaan merupakan sebuah pendidikan dengan cara memberikan latihan-latihan untuk membiasakan santri-santriah melakukannya. Karena metode ini biasanya akan diterapkan pada ibadah-ibadah amaliyah, seperti shalat berjamaah, kesopanan yang biasanya diaplikasikan secara langsung kepada kyai dan ustadzahnya. Al-Ghazali mengatakan " Sesungguhnya perilaku manusia menjadi kuat dengan seringnya dilakukan perbuatan yang sesuai dengannya, disertai ketaatan dan keyakinan bahwa apa yang dilakukan adalah baik dan diridhai".
3.Mendidik melalui Ibrah ( Mengambil Pelajaran )
Mendidik dengan mengambil sebuah pelajaran dari setiap peristiwa yang sudah terjadi untuk disampaikan kepada santri-santriahnya, tentunya akan mempermudah pemahaman dalam proses pembelajaran dan menjadi penguatan sendiri dalam mengetahui pelajaran melalui kisah-kisah teladan ataupun seorang tokoh pendidikan dimasa lalu maupun sekarang.
4.Mendidik melalui Mau'idah ( Nasihat )
Mendidik melalui nasehat merupakan sebuah pendidikan dengan memberikan peringatan atas kebaikan dan kebenaran untuk membangkitkan seseorang terutama dalam motivasi belajarnya. Sehingga akan muncul semangat santri-santriahnya untuk terus berusaha belajar sampai apa yang diharapkan bisa tercapai.
5.Mendidik melalui kedisiplinan
Mendidik melalui kedisiplinan merupakan sebuah metode yang menerapkan peraturan-peraturan untuk dikerjakan oleh santri-santriahnya dalam proses pembelajaran. Sehingga tercapainya sebuah pendidikan ini akan teraktualisasikan jika seorang santri-santriah tersebut menjalankan dengan sebaik mungkin sesuai dengan peraturan yang diterapkan. Karena, kalau tidak diterapkan tentunya akan menghambat proses pembelajaran dipesantren itu sendiri. Apalagi kalau berkaitan dengan pembentukkan karakter, sudah seharusnya semua santri-santriah itu melakukan kebiasaan-kebiasan yang sering dicontohkan oleh ustadzahnya.
6.Mendidik melalui kemandirian
Mendidik melalui kemandirian ini adalah kemampuan santri untuk mengambil dan melaksanakan rutinitas sehari-hari salah satunya yang mungkin biasanya dilakukan oleh orang tua. Namun, setelah anak tersebut tinggal dipesantren otomatis semua yang biasanya dikerjakan oleh orang tua akan dikerjakan dengan sendirinya dipesantren. Dengan begitu seorang anak tersebut akan belajar sedikit demi sedikit dan mendapatkan perubahan kearah yang lebih baik dan mencerminkan kemandirian. Begitupun dengan pemikiran-pemikiran tentunya akan mengalami perubahan seiring berjalannya waktu menuju pendewasaan.