Lihat ke Halaman Asli

Hai 2014!

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai 2014!

Resolusi pertama di tahun ini gagal total. Hal pertama yang pengen gue lakuin adalah tidur satu tahun, biar kaya ashhabul kahfi gitu. Tapi, gara-gara hiruk pikuk kota Jakarta mata gue terus-terusan terbuka.

Kegagalan pertama gue ini juga karena campur tangan Ayu Gandsari dan Putri Amalia yang ngajakin gue naik ‘mbem’ (baca: motor) keliling Ciputat. Padahal gue males banget tadi malem. Mata udah sepet. Hawanya juga dingin banget.

Banyak juga hikmah dari travelling keliling Ciputat semalem. Gue jadi tau hal-hal apa aja yang dilakukan orang untuk merayakan tahun baru. Mulai dari konser musik metal sampai yang melayu total. Ada juga yang nonton bareng. Parahnya kita semalem melewati orang-orang yang lagi nobar pas banget di antara layar dan proyektor. ‘Penonton kecewa,’ sorak mereka. Untungnya kita gak dilempar jagung. Malu tingkat dewa rasanya. Bukan salah kita juga sih. Suruh siapa nonton di tengah jalan. Iya gak bray?

Satu hal yang paling menarik hati gue adalah kelompok pengajian di sebuah masjid yang mengadakan muhasabah bersama. Seorang Ustad yang menyampaikan tausiah di masjid tersebut jambangnya tebel banget man! Gue jadi bertanya-tanya apakah memelihara jenggot itu sunnah Nabi? Melihat banyak juga para ‘alim yang berjambang.

Well, ngobrol-ngobrol tentang hal yang serba baru di awal tahun gue dan Alayers (Ayu Gandasari dan Putri Amalia) agak alay deh. Kita memproklamirkan segala hal yang pertama kita lakukan. Mulai dari membuka jendela pertama sampai boker (niiiit. Sensor) pertama di tahun ini. Dan pelanggan pertama gue, beli pulsa dengan nominal seribu rupiah Bray! Alhamdulillah yah segala sesuatu kalau disukuri pasti bertambah (petuah Nyai Ayu Gandasari).

Tradisi awal tahun yang melekat di kalangan akademisi adalah merancang resolusi. Supaya diakui sebagai bagian kelompok ini gue juga gak mau kalah. Banyak mimpi yang gue tanam di tahun ini.

Waktu bukanlah uang atau pedang. Bagi gue waktu adalah ladang. Dan gue menanam banyak mimpi di tahun ini. Mimpi yang harus rajin gue siram dan beri pupuk agar berbuah manis di masa depan.

Mimpi besar gue adalah menjadi ibu-ibu sosialita. Sepanjang tahun 2014 sampai sepuluh tahun mendatang gue akan sibuk mempersiapkan diri menjadi Khadijah at 21s. Ya, idola gue adalah Bunda Khodijah istri Rosul. Gue salut banget bray sama beliau. Beliau adalah contoh ibu-ibu sosialita yang paling ideal. Cantik, bisnisnya di mana-mana, dan sayang keluarga.

Sejak bertemu dengan Bunda Asma Nadia di tahun 2012 lalu mimpi gue menjadi penulis tumbuh lagi. Mimpi itu sempet layu gara-gara gue males menyiram dan memberi pupuk.

Wa anzalnaa minal mu’tsiroti maa an stajjaaja. Linukhrija bihi habbawwanabaata.

Maha suci Allah yang sudah menurunkan hujan dari langit sehingga mimpi gue gak mati. Semoga mimpi ini akan terus dan terus tumbuh. Dan tulisan super alay ini adalah daun pertama yang muncul ditahun 2014. Semoga tulisan ini dapat menumbuhkan daun-daun yang lain sehingga bisa digunakan untuk menulis buku pertama gue (kaya jaman purba aja nulis pake daun).

Sebagai orang yang bergolongan darah A gue adalah pribadi yang pesimis dalam menghadapi masa depan. Sejujurnya gue paling males ngomongin mimpi, angan, atau harapan. ‘Harapan datangnya sepaket sama kekecewaan,’ kata bapak gue tercinta. Banyak hal yang gue sia-siakan di tahun lalu. Hidup gue biasa banget. Gak ada fabolous-fabolousnya. Melihat pencapaian gue di tahun lalu yang biasa banget gue semakin takut menatap masa depan.

Kang wis ya wis. Ora usa disesali. Ora bakal terulang.

Kang engko ya durung tentu. Bokat si umure bli teko.

Kang penting lakukan yang terbaik hari ini.

Itu adalah nasehat bapak gue yang paling ajib. Kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris artinya begini:

Yesterday is history

Tomorrow is planning.

Today is present.

So guys, I won’t let my present gone.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline