Lihat ke Halaman Asli

[Review buku] Peral of China

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul: Pearl of China
Penulis: Anchee Min
Penerbit: Qanita
Dimensi: 406 hlm; 14 x 21 cm; Cetakan I, februari 2011
ISBN: 978 602 8579 62 9

"Aku adalah bagian dari china karena aku tinggal di sana dari kanak-kanak hingga dewasa. Sungguh menyenangkan bagiku, alih-alih kehidupan konvensional dan sempit yang dijalani orang kulit putih di Asia, aku hidup bersama masyarakat china dan berbicara dengan bahasa mereka sebelum berbicara dengan bahasaku sendiri, dan anak-anak mereka adalah teman-temanku yang paling awal."

Itulah ungkapan cinta Pearl S. Buck, putri seorang misionaris asal amerika, terhadap china. Dia begitu memuja china dan menganggap amerika sebagai tanah yang asing. Beragam upaya ia lakukan agar ia bisa seutuhnya menjadi orang china. Seperti memakan biji wijen hitam agar rambutnya berubah warna menjadi hitam. Lalu akhirnya menyerah, dan memilih menutupi rambut pirangnya dengan menggunakan topi khas china.

Dari sudut pandang Willow Yee--sahabatnya yang asli china dan awalnya ia pergoki mencuri, lalu kemudian menjadi sahabat yang begitu rekat hingga kematian memisahkan mereka--kehidupan Pearl dikisahkan. Kisah persahabaran sejati yang menembus ruang dan waktu, meski pernikahan, politik hingga maut mencoba mengguncang persahabatan mereka, mereka tetap setia dan bertahan.

Novel ini memang fiksi, tokoh willow hanya rekaan. Tetapi, beragam fakta mengenai Pearl S. Buck yang memenangkan nobel sastra adalah nyata. Betapa saya belajar mengenai ketulusan persahabatan, semangat berdakwah, dan cinta tanah air yang sebenarnya dari tokoh-tokoh di novel ini. Kurun waktu dan beberapa fakta sejarah dalam novel ini tak membuat saya bosan, sehingga saya berhasil menyelesaikannya dalam waktu 8 jam.

Saya mengapresiasi novel ini 5 dari 5 bintang.

Meta morfillah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline