Aku mau ngomong sama kamu. Kutunggu di restoran biasa sepulang kerja.
Katari membaca BBM Nugi dengan hela nafas yang panjang. Untuknya, hal ini sudah dapat diprediksi. Ketika seorang lelaki mengatakan “Aku mau ngomong sama kamu” biasanya akan ada hal serius yang dibicarakan. Katari paham, apa yang hendak disampaikan oleh Nugi. Perasaan itu kembali datang menghantuinya, seperti sebelum-sebelumnya. Kalau saja boleh, ia ingin menghindarinya. Ia tak maumembayangkan hasil pertemuan itu. Tapi ini Nugi, sahabatnya. Demi persahabatan mereka yang sudah terjalin sejak lama, ia harus menemui Nugi.
***
“Bisakah kita lanjutkan hubungan ini, lebih dari sekadar persahabatan?”
Katari memutar-mutar cincin emas di jari manis kirinya, menghindari tatapan Nugi yang terasa begitu menusuk ke dirinya.
“Ri…”
Helaan nafas panjang. Tentu saja, helaan itu berasal dari Katari.
“Gi…”
“Kenapa? Apa salah kalau aku meminta lebih?”
“Enggak. Kamu enggak salah. Aku yang anomali.”
“Aku tahu prinsip kamu. Aku belum bisa mengabulkannya saat ini. Tapi aku benar-benar serius sama kamu. Aku sudah bicara sama mamamu. Please, Ri…”