[caption id="attachment_183303" align="aligncenter" width="300" caption="poster film Hachi: The Dog"][/caption] Film Hachiko Siapa yang tidak mengenal Hachiko si anjing legendaris dari Jepang. Dunia semakin mengenal Hachiko karena kisah ini kemudian diangkat ke layar lebar dengan judul "Hachi: The Dog's Tale". Film ini dibintangi olehRichard Gere dan disutradarai oleh Lasse Halstrom pada tahun 2009 . Dalam film ini Richard Gere memerankan Parker Wilson seorang profesor seni di sebuah universitas di Amerika Serikat. Sementara pemeran utamanya, selain Richard Gere, juga menampilkan Hachi seekor anjing dari Jepang (diperankan oleh anjing lucu bernama Chico). Film ini juga mengambil setting lokasi di Bristol, Rhode Island, Amerika Serikat. Kisah anjing setia (dalam bahasa Jepang disebut chuken) Hachiko ini berhasil menguras air mata penonton dari belahan dunia mana pun. Para penonton juga terpesona, baik kisah atas kesetiaan Hachiko atau "kegantengan" anjing dari ras Akita, Jepang ini. Tapi tak sedikit pula, para wanita, terpesona dari sisi "kegantengan" Richard Gere :). [caption id="attachment_183304" align="aligncenter" width="300" caption="Hachi dan Prof. Parker"]
[/caption] Film ini sebenarnya sebuah film reka ulang dari film yang berjudul "Hachiko Monogatari" (Kisah (anjing Hachiko) yang juga berdasarkan kisah yang sama, kisah tentang kesetiaan Hachiko terhadap tuannya. Dalam versi Jepang dan dalam kisah sesungguhnya, tuan Hachiko adalah profesor Hidesaburo Ueno (Ueno-sensei). Beliau adalah profesor di bidang pertanian di universitas Imperial Jepang (sekarang menjadi universitas Tokyo). Kisah Hachiko menggugah perasaan orang Jepang dan namanya menjadi legendaris di seantero Jepang. Kesetiaan Hachiko yang menunggu majikannya hingga ajal merenggutnya sungguh mempesona dan mengharu birukan perasaan rakyat Jepang. Hachiko menjadi legenda, kebanggaan dan menjadi simbol kesetiaan di Jepang, hingga saat ini. Shibuya [caption id="attachment_183302" align="aligncenter" width="300" caption="Patung Perunggu Hachiko di Shibuya"]
[/caption]
Sebuah patung monumen perunggu didirikan di Shibuya, Tokyo. Meski patung yang sekarang ini merupakan patung kedua yang dibuat kembali pada tahun 1948, setelah patung pertama dilebur untuk dijadikan bahan senjata, patung ini tetap menjadi kebanggan dan simbol kesetiaan bangsa Jepang. Patung ini didirikan persis di muka pintu stasiun Shibuya, salah satu stasiun besar di Tokyo. Persis di depan stasiun kereta api JR (Japan Railways), kereta yang berjalan di atas tanah, dan di samping pintu gerbang stasiun bawah tanah (chikatetsu). Pintu gerbang ini dinamakan dengan pintu Hachiko. Patung Hachiko ini persis didirikan di tempat Hachiko yang sesungguhnya berdiri saat menunggu majikannnya, Ueno-sensei pulang dari tempatnya bekerja.
Saat ini patung Hachiko menjadi salah satu destinasi para pelancong dan tempat titik temu (meeting point) bagi orang-orang yang akan bertemu janji di Shibuya. Pilihan bertemu di Hachiko adalah pilihan yang mudah, mengingat Shibuya memiliki stasiun yang cukup banyak pintu keluar serta perempatan penyeberangan (mungkin terbesar di Tokyo, atau malah dunia).
Ueno
Meski Hachiko telah meninggal dunia, namun kesetiaan dan kisah-kisahnya masih saja abadi. Bahkan, tubuh Hachiko juga telah "diabadikan" di museum Natural Science di, Ueno, Tokyo. Kulit luarnya (tubuhnya) dipamerkan di museum ini untuk dijadikan sebagai pajangan yang menjelaskan jenis-jenis dan ras-ras anjing di Jepang, Hachiko mewakili anjing ras Akita selain beberapa anjing ras-ras lainnya seperti misalnya ras Ainu (Hokkaido) dan Shiba yang asli Jepang. Sosok Hachiko, yang legendaris ini juga menampilkan kekayaan jenis fauna di Jepang.
Meski ia mati, yang didiagnosis oleh penyakit kanker, bahkan ditemukan tusuk sate dalam perutnya (tapi bukan ini faktor penyebab kematiannya). Sampai saat ini bulu dan badannya masih bisa dinikmati oleh kita semua. Jika berminat untuk melihat sosok "asli Hachiko" silakan saja untuk datang ke museum science di Ueno, Tokyo, Jepang. Daerah pusat museum di Tokyo.
Penulis dan sosok Hachiko
Aoyama Reien
Jasad Hachiko sendiri dikuburkan di sebelah makam tuannya, Ueno-sensei di sebuah daerah pemakaman besar yang dinamakan Aoyama Reien (makam Aoyama) di daerah Minato-ku, Tokyo. Makam ini pun merupakan salah satu makam elit di Tokyo dan merupakan salah satu makam umum tertua di Jepang. Tanah kompleks pemakaman ini merupakan sumbangan dari keluarga bangsawan shogun, klan Aoyama yang berasal dari wilayah prefektur Gifu. Kompleks pemakaman ini pun dihuni oleh para petinggi dan pesohor Jepang di masa-masa zaman Moderen Jepang. Sehingga makam ini termasuk makam penting dalam sejarah moderen Jepang.
Jalan Utama Aoyama Reien dengan pohon Sakura
Bahkan, satu kompleks tertentu merupakan wilayah untuk kuburan orang-orang asing (gaijin). Di wilayah pemakaman ini suasananya begitu sejuk di hari-hari yang terik. Menarik pula, di jalan utama makam ini sederetan pohon sakura, bunga kabangsaan Jepang, yang tentu saja sangat indah di musimnya. Pada pagi hari yang cerah dan musim yang bersahabat (pada saat saya datang), begitu banyak penduduk sekitar tidak mau melewatkan waktunya untuk berjoging di jalan-jalan makam ini yang bersih dan sejuk.
Bagi Anda, pecinta Hachiko (dan Richard Gere, barangkali:)) tentu tidak lengkap jika tidak mendatangi makam ini. Saya merekomendasikan untuk mendatangi makam ini, jika Anda waktu untuk berkunjung ke Tokyo.
Meskipun makam ini agak kurang terawat. Bahkan ada satu blog yang menyatakan keprihatinannya, karena film Hachi menjadi box office mengapa makam ini nampak tak terawat dan ingin menyarankan hasil keuntungan dari film Hachi untuk merenovasi makam ini. Tapi, kenyataannya, makam ini nampaknya masih sering dikunjungi oleh para tamu. Hal ini ditunjukkan dengan beberapa tangkai bunga yang mulai layu dan beberapa abu bekas pembakaran dupa.
Bagian dalam makam Hachiko. Tempat persembahan (pembakaran dupa) untuk Hachiko. Di bagian dalam makam ini juga cukup menarik. Satu altar makam ini terdapat dua patung mungil anjing yang sepertinya representasi dari si Hachiko ini. Di depan kedua anjing itu terdapat tempat bekas membakar dupa dan nampak jelas abu di dalam tempat tersebut. Untuk mencapai makam ini memang agak rumit jika Anda menggunakan kendaraan umum. Gunakan kereta bawah tanah dengan Chiyoda line turun di stasiun Nogizaka atau di Ginza line turun di stasiun Gaienmae. Memang sedikit lebih mudah jika menggunakan kendaraan mobil, apalagi dilengkapi dengan perlengkapan GPS. Tinggal masukkan alamat Aoyama Reiein di Minato-ku, Minami Aoyama 2-32-2, semuanya akan beres. Jika Anda serius berminat maka silakan coba buka link ini yang menunjukkan peta Aoyama Reien. Mohon maaf hanya tersedia dalam bahasa Jepang. Untuk mencapai makam Ueno-sensei dan Hachiko sendiri sebenarnya agak rumit, mengingat begitu luasnya makam ini. Tapi, jangan khawatir karena pada umumnya jika Anda bertanya, pada orang yang tepat banyak yang bisa membantu. Saya sendiri bertanya kepada penjual bunga di sudut makam itu, karena petugas yang menjaga makam sedang bertugas keliling. Dengan mudahnya, sang penjual bunga memberi saya peta makam. Dijelaskan jalannya, nomor dan deretannya (petunjuknya sangat rapi jali). Jadi sangat mudah untuk mencapainya. Jika tidak bisa bahasa Jepang? Mudah, bawa kertas tulis "Hachiko" atau gambar sebuah anjing, saya kira, pasti ada yang bisa menjelaskan :)
Jadi bagi Anda yang berminat untuk menapak tilas Hachiko di Tokyo. Pastikan Anda mengunjungi stasiun Shibuya yang dipenuhi oleh berbagai patung dan gambar dan simbol-simbol Hachiko di sana. Pastikan sudah berfoto dengan patung perunggunya di depan pintu masuk stasiun JR Shibuya seperti ribuan turis yang pernah melakukannya. Datangilah museum Natural Science di Ueno untuk memastikan Anda melihat dan berfoto bersama sang legenda.
Ingin lebih afdol dan meneliti tentang Hachiko lebih lanjut? Silakan datang ke museum rakyat di Shirane Museum di Shibuya yang akan memuat foto mengharukan ketika Hachiko meninggal seperti di bawah tulisan ini. Silakan tinggal pilih yang mana. Yang jelas, pelajaran moral penting yang dapat diambil dari kisah Hachiko adalah, kesetiaan dan pengabdian. Mungkin saat ini masyarakat Indonesia perlu belajar arti dan makna kedua kata tersebut dari Hachiko.
[caption id="attachment_183317" align="aligncenter" width="300" caption="Foto Hachiko Ketika Meninggal. Source: http://ajw.asahi.com/article/behind_news/social_affairs/AJ201206160043"] [/caption] Tokyo, 18 Juni 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H