"Sahabat Lama..."
Mary dan Jenny adalah dua sahabat lama. Keduanya masing-masing sudah lama berumah-tangga. Tatkala bertemu kali ini, topik pembicaraan keduanya ngalor ngidul ngetan bali ngulon. Dan akhirnya bertukar kabar perihal tetek-bengek dinamika serta romantika kehidupan rumah-tangga.
Mary merasa galau secara suaminya tidak lagi menganggapnya semenarik dahulu.
"Seiring bertambahnya usia," ceplos Mary, "Freddy tak lagi bergairah menatapku!"
Sembari menepuk pundak sahabatnya tuk menurunkan emosinya, Jenny spontan menukas.
"Ikut prihatin mendengarnya. Tetapi terus terang, maaf lho ya Mar, suamiku Harry bersikap sebaliknya terhadapku. Dia acap bilang bahwa semakin bertambah usiaku kini di matanya aku semakin cantik saja," papar Jenny.
Mendengar itu, Mary menitik air matanya. Tetapi segera dia usap, menggeser posisi sehingga keduanya baku-hadap. Dengan lembut menumpangkan tangan di pundak Jenny seraya berucap begini.
"Benarkah? Kau membuatku iri Jen. Tapi, nanti dulu. Yakinkah kau bahwa penilaian itu bebas dari profesi suamimu?"
Jenny: "Apa keterkaitannya?"
Mary: "Jangan-jangan benar sangkaanku, Jen. Setahuku, Harry suamimu pedagang besar BARANG ANTIK bukan?!?"
-----oo0O0oo-----