Lihat ke Halaman Asli

Liburan di Pantai Eksklusif

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14259266201550092159

Illustration ONLY, Exclusive Beach Hotel and Resort_holidaycheckdotcom

Yth. Para sohib Kompasianer, ass.wr.wb.

Yang dipersepsikan lumrah saja di Barat sana, bisa jadi aneh belaka rasanya jika dibayangkan berlangsung di Timur dengan ukuran nilai yang gak sama.
Kisah ini sudah barang tentu dapat kita duga tidak terjadi di Nusantara.

Itu sebatas yang ANE ama ENTE tahu, padahal, menurut selentingan kabar burung di pulau2 kecil yang dikelola swasta dan pribadi adalah kawasan terbatas yang sepertinya jamak saja jika disediakan kawasan yang memanjakan kelompok masyarakat tertentu. Utamanya wisman yang punya budaya lebih maju... Permisif-nya yang ANE maksud.

Sila ENTE simak dengan meleletkan lidah tapi tolong, harap dijaga jangan sampai meng-gerak2kan buah jakun di leher ENTE kompasianer yang berjenis kelamin pria.


Adalah pasangan muda dengan putranya umur 6 tahunan menikmati liburan di suatu kawasan pantai eksklusif bagi kaum nudis. Selagi sang mami bergoleran santai menikmati panas sinar mentari, dia berlarian dan bermain dengan buih ombak memecah di pasir pantai. Konon, secara tak langsung dia belajar tanggap dan menyelaraskan diri dengan suasana sekitar.

Dia lihat banyak kali, beberapa perempuan muda mempunyai dada lebih besar ketimbang milik maminya. Maka ditanyakanlah mengapa begitu kepada sang mami.


Sang mami menjawab putranya, "Kian besar ukurannya menandakan semakin bebal pemiliknya."

Sang putra sepertinya puas dengan jawaban itu, lalu kembali berlari untuk bermain dengan pasir pantai dan kerang2an. Tak lama dia kembali memberi tahu maminya bahwa banyak pria dewasa yang ditemuinya punya mister pi lebih gede ketimbang yang papi punya.


Sang mami menjawab, masih sama, "Kian besar ukurannya menandakan semakin bebal pemiliknya."

Puas dengan jawaban maminya, sang putra kembali ke pantai bermain dengan ombak.


Selang tak berapa lama, sang putra kembali menghampiri sang mami. Bergegas diberitahunya sang mami, "Papi sedang asyik berbincang dengan seorang gadis cantik tetapi yang sepertinya terbebal di pantai ini mami. Dan tambah lama bicara padanya, papi kayaknya jadi tambah bebal deh mam."

Sang mami pun sontak terlompat dalam satu gerakan tunggal dari baring2nya, lantas berteriak, "Mana, mana sekarang papimu?"


Hehehehe ......

----- mess -----

NAH bapak-bapak dan ibu-ibu serta mas-mas dan mbak-mbak Kompasianer yang barangkali kebetulan punya kisah atau bahkan mungkin pengalaman pribadi serupa, mohon janganlah pelit-pelit amat membagi kepada sesama ya???
Menurut banyak sohib, gede lhoh pahala berbagi tuh.


Sekian dulu. Sekian dulu sob. Selamat berkarya dan berkreasi, selamat bersantai bersama keluarga dan/atau orang-orang terdekat. Hendaknya tetap selalu berwaspada terhadap upaya-upaya jail. Terkecuali dari ANE.

Wass.wr.wb.

Jakarta, 10 Maret 2015.

ttd & cap stempel resmi

Departemen Gaya Bebas Bertanggungjawab

Inspirasi: aneka sumber & pribadi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline