Lihat ke Halaman Asli

Kenikmatan Satu Jam

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering


Awalan dan Komplimentari

Sejak sebelum dan sesudah ngabur dari keramaian dan hiruk pikuk kumat2an error-nya kompasiana, sohib Jati Kumoro menandai eksistensinya dengan tampil beda, tertib dan santun menanggalkan atribut profesor habuler yang disandangkan para fans kepadanya ketika mempersembahkan dua artikel yang tayang dengan muatan serupa meski tak sama. Masing2 bertajuk Revolusi Seksual dan Seks Pra Nikah dan Status Ternoda

NAH, sama2 bukan profesional dan tak pernah mengenyam bangku sekolah bidang medis, ANE tidak saja amatir malahan lebih tepatnya sebut saja berada di luar pagar komunitas yang akrab dengan upaya kesehatan insan manusia. Maka, kalau toh artikel ini tayangnya ANE pilihkan di sub kanal ini, ada tiga pertimbangan yang mengalasi.

Satu, bicara dan apalagi menulis tentang konten dengan substansi khas satu ini, terlalu riskan salah atau malahan mengundang gagal tanggap pihak2 tertentu atas materi artikel ini.

Dua, ENTE semua paham bahwa, seringan dan tersaji menggunakan bahasa gaul populer mudah cerna bagaimana pun (ENTE tentulah ingat mbak Listhia dengan kesaktiannya), paparan penulis tepat profesi di kanal ini beserta sub-kanalnya tak mungkin menghindari rasa nuansa teknis selaras disiplin materi paparannya. Tiga, begitu naskah artikel ini jadi, sempat bingung ANE mau di kanal mana selayaknya ditayangkan. Lalu, bos habullah orangnya yang langsung maupun tidak menginspirasi melalui dua artikelnya tersebut di muka.

Panjang juga ternyata pengantar ini ketika diturunkan dari alam pikir ke alam nyata melalui pijatan tombol2 papan ketik. Sengaja ANE tayangkan artikel ini sebagai penyeling sekaligus penyegar suasana kanal ini secara umum.

Muatan Inti Yang Disampaikan

Adalah seorang perempuan yang berstatus sebagai Kepala Sekolah Khusus Perempuan sedang mengajar di salah satu klas perihal moralitas seksual di kota metropolitan bla bla bla. Ada koq kota tersebut sepertinya tercantum di peta .... buta.

“Kehidupan kita dewasa ini merupakan masa yang teramat sulit bagi kawula muda. Di masa2 penuh godaan dan halusinasi itu," bu Kepsek melanjutkan, "satu hal hendaknya camkan dalam sanubari untuk meneguhkan prinsip pribadi kalian masing2. Untuk senantiasa menyegarkan ingatan, tanyakan kepada diri kalian sendiri satu pertanyaan saja. Yaitu, apakah kenikmatan satu jam sebanding dengan menanggung malu seumur hidup? Kalian sudah masuk fase dewasa, tentu tak mungkin gagal memahami esensi pelajaran kali ini dalam kaitan penerapannya di kehidupan dan pergaulan keseharian kalian semua."


Ruang kelas hening, penghuninya tampak menyimak tuturan Kepala Sekolah.
Seorang gadis muda, ya tentu mahasiswi resmi jurusan itulah – masak penyelundup, bangkit dari tempat duduknya di belakang dan mengajukan pertanyaan seperti berikut.

“Maaf ibu, yang lebih menarik rasanya bagi kami adalah, menanyakan bagaimana caranya ibu bisa melakukan itu sehingga sampai selama satu jam?”

--- o0O0o ---


Tabik & salam EDUMORANA
Jakarta, 25 Maret 2015.

ttd & cap stempel resmi

Departemen Kesehatan Lahir Batin

Inspirasi: ... aneka sumber sembari dadah2 kepada prof habuler

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline