Lihat ke Halaman Asli

Mesiyarti Manar

Indonesian-based linguistics researcher who passionate in fashion design and traveling

Ranah Publik Vs Ranah Pribadi

Diperbarui: 19 Februari 2020   12:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam perjalanan menuju Minakami, desa pengunungan di Jepang saya menggunakan moda transportasi kereta. Dua stasiun sebelum sampai tujuan saya sudah melihat tumpukan salju yang snagat tebal di sisi kiri dan kanan rel kereta. Seketika saya terkagum, berdiri, dan langsung mengambil hp untuk merekam pemandangan yang saya liat untuk pertama kali. 

Karena sudah mendekati tujuan, dalam satu gerbong hanya ada saya, dua kawan saya, satu penumpang penduduk lokal Jepang. Ketika saya berpindah tempat duduk dari sisi kanan ke kiri, dia sudah menunjukkan rona muka tidak suka. 

Ketika saya mengajak teman saya berphoto dengan latar salju yang sedang turun tiba-tiba setengah berteriak dia berbicara dengan bahasa Jepang yang sama sekali tidak saya mengerti hehehe.. lalu, teman saya seorang yang ahli bahasa Jepang, mengatakan bahwa tingkah laku kami berdua sangat menganggu si 'bapak' itu dan memintanya untuk mengatakan seharusnya duduk diam dan tidak berisik.. kami pun langsung berhenti dan bengong

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline