Lihat ke Halaman Asli

Mesi Afis

Mahasiswa

Perempuan Minang Melamar? Yuk, Kenalan Dengan Tradisi Unik Bajapuik di Pariaman

Diperbarui: 18 September 2024   10:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.instagram.com/antzcreator/

Di Pariaman, ada tradisi adat unik yang  nggak semua daerah punya: perempuan yang justru meminang laki-laki! Yup, tradisi ini disebut dengan "Bajapuik" atau "meminang". Dalam adat Minangkabau, khususnya di Pariaman, keluarga perempuan yang akan melamar laki-laki. Mereka datang membawa mahar dan berunding dengan pihak keluarga laki-laki untuk menentukan jumlah "uang japuik," semacam simbol penghargaan.

Nah, yang seru dari tradisi ini, bukannya membuat posisi perempuan lebih rendah atau apa, justru ini adalah bagian dari matrilineal kuat di Minang, di mana perempuan dianggap sebagai penjaga rumah dan tanah. Jadi, dengan meminang, perempuan di Pariaman punya peran penting dalam menentukan masa depan keluarganya.

Sebagai bagian dari budaya matrilineal Minang, tradisi ini udah mendarah daging sejak sistem sosial tersebut terbentuk, yang diperkirakan berkembang kuat sejak sebelum Islam masuk ke Sumatra, sekitar abad ke-7 atau ke-8.

Tata cara Bajapuik di Pariaman ini ada langkah-langkahnya, dan semuanya penuh makna adat yang kuat. Berikut gambaran umumnya:

1. Musyawarah Keluarga Perempuan

Sebelum meminang, pihak perempuan akan mengadakan musyawarah keluarga untuk membahas calon laki-laki yang akan dipinang, termasuk diskusi soal "uang japuik" (uang penghargaan untuk keluarga laki-laki). Jumlah uang japuik ini bisa berbeda-beda tergantung status sosial keluarga.

2. Mengirim Utusan (Maresek)

Setelah keputusan dibuat, pihak perempuan akan mengirim utusan untuk mendekati keluarga laki-laki. Ini dikenal dengan istilah maresek. Utusan ini biasanya orang tua yang dihormati dalam keluarga. Tujuannya untuk mengetahui apakah keluarga laki-laki bersedia menerima lamaran.

3. Proses Meminang

Jika pihak laki-laki setuju, barulah keluarga perempuan datang secara resmi untuk meminang. Acara ini melibatkan utusan keluarga perempuan yang membawa barang-barang seserahan, termasuk "uang japuik". Barang-barang tersebut biasanya berupa kain adat, perhiasan, dan makanan tradisional. Tentu saja, ada prosesi adat dan pantun-pantun indah sebagai bagian dari upacara ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline