Sama seperti masa kecil dulu sewaktu pemberian vaksinasi yang bertujuan untuk memberikan efek perlindungan yang maksimal kepada kita. Vaksinasi yang diberikan waktu itu adalah untuk penyakit Hepatitis B, Polio, BCG, Campak, DPT-HB-HiB. Setelah dewasa sekalipun ternyata tubuh manusia membutuhkan vaksinasi seperti vaksin untuk influensa, pneumokokus, HPV, varicella, hepatitis A, dan lain sebagainya dengan melihat situasi dan kondisi.
Tujuan dilakukannya vaksinasi adalah untuk meningkatkan produksi antibodi guna menangkal penyakit tertentu. Proses inilah yang dapat kita sebut sebagai imunisasi, dengan vaksinasi kemampuan tubuh seseorang dapat ditingkatkan untuk menghadapi serangan penyakit tertentu. Sehingga vaksinasi dapat disebut sebagai immunisasi aktif dalam upaya untuk memicu tubuh memproduksi antibodi terhadap penyakit tertentu.
Vaksinasi akan memberikan perlindungan tubuh yang lebih kuat dibandingkan yang tidak memperoleh divaksin, karena daya tahan tubuhnya akan meningkat, dengan catatan asupan normal tubuh sebisa mungkin dapat dipenuhi serta menjaga tingkat kebugaran normal.
Efek samping yang dapat ditemukan secara umum pada saat diberikan vaksin (dilakukan immunisasi) adalah timbulnya gejala demam. Beda jenis vaksin yang diberikan akan memberikan efek samping yang berbeda, tetapi kecenderungan demam merupakan gejala umum.
Selain demam, ada kalanya timbul rasa sakit sementara, kemerahan, atau bengkak pada area suntikan, timbulnya gejala mirip flu, seperti demam ringan, sakit perut, muntah, sakit kepala, dan hilang selera makan.
Gejala-gejala tersebut adalah gejala ringan yang tentunya lebih dapat diterima oleh tubuh dan secara psikologis dibandingkan jika tanpa divaksin kita katakanlah terkena flu. Terpapar flu biasa jika dulu kita tidak pernah divaksin, kemungkinan akan memberikan akibat yang berat karena tubuh kita tidak siap dalam menghadapi dan melawannya. Demikian juga penyakit-penyakit lain, seperti vepatitis, polio, dan lain sebagainya.
Walaupun secara persentase angkanya kecil, tetapi adakalanya gejala samping yang timbul tersebut cukup serius akibatnya, seperti reaksi alergi berat dan lainnya. Untuk itu sebelum diberikan vaksinasi, seharusnya tubuh kita benar-benar fit dan kita harus memberikan informasi yang terbuka mengenai kondisi tubuh kita kepada dokter agar dokter dapat memutuskan apakah vaksinasi dapat dilanjutkan atau ditunda.
Namun demikian, vaksinasi merupakan pilihan untuk membantu tubuh kita dalam menghadapi penyakit-penyakit tertentu. Tanpa vaksin dan program imunisasi, manusia tidak bisa menang perang melawan penyakit, seperti yang dikutip dari dr. Jane pada laman resmi Satgas Penanganan Covid-19.
Contohnya influensa, selama perjalan hidup kita, mungkin ada sekitar 400-an strain atau varian virus penyebab flu, dan tidak semua dari varian virus tersebut telah kita terima vaksinasinya sewaktu kecil, yang diberikan hanyalah vaksin yang dianggap paling membahayakan manusia.
Nah selama perjalanan hidup kita, strain virus penyebab influensa yang tidak kita terima vaksinnya akan menyebabkan kita dapat terserang flu, meriang, dan lain sebagainya. Tetapi tubuh kita akan berjuang untuk bertahan dan hingga kini kita bertahan dengan immunisasi tersebut.
Berbagai macam virus yang menginfeksi kita, akan memberikan rekaman kepada tubuh kita untuk lebih cepat bertahan jika suatu ketika diserang kembali oleh virus yg sama, sehingga kita bertahan hingga saat ini. Record yg ada di tubuh kita tersebut miriplah dengan vaksin alami.