Lihat ke Halaman Asli

Merza Gamal

TERVERIFIKASI

Pensiunan Gaul Banyak Acara

BTN Resmi Pilih Akuisisi Bank Victoria Syariah; Pertimbangan dan Dampaknya pada Peta Perbankan Syariah Indonesia

Diperbarui: 21 Januari 2025   11:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BTN Resmi Pilih Akuisisi Bank Victoria Syariah, sumber gambar: Dokumen Merza Gamal diolah dengan Generative AI 

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) telah resmi mengumumkan rencananya untuk mengakuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS) dalam rangka spin-off BTN Syariah.

Keputusan ini menandai langkah strategis bagi BTN dalam memperkuat posisi unit usaha syariah mereka. Sebelumnya, pilihan lain yang sempat dipertimbangkan adalah akuisisi Bank Muamalat, bank syariah tertua di Indonesia.

Mengutip prospektus BTN yang dipublikasikan di media massa, bank pelat merah tersebut berencana mengakuisisi seluruh saham BVIS yang tercatat nilainya mencapai Rp1,06 triliun. Struktur pemegang saham BVIS saat ini terdiri dari PT Victoria Investama Tbk. (VICO) sebanyak 80,18%, PT Bank Victoria International Tbk. (BVIC) sebanyak 19,80%, dan Balai Harta Peninggalan (BHP) Jakarta sebanyak 0,0016%.

BTN menyatakan bahwa tujuan dari akuisisi ini adalah untuk meningkatkan layanan perbankan syariah yang selama ini telah disediakan oleh Unit Usaha Syariah BTN, dengan membentuk Bank Umum Syariah melalui strategi anorganik, yaitu pengambilalihan BVIS.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan persetujuan awal pada 17 Januari 2025. Kreditur BVIS diberi waktu 14 hari sejak publikasi rencana untuk menyampaikan keberatan, sesuai Peraturan OJK No. 41 Tahun 2019. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BTN dan BVIS dijadwalkan pada 14 Maret 2025 untuk memutuskan kelanjutan rencana ini. Proses akuisisi ditargetkan selesai pada Mei 2025, meskipun jadwal dapat berubah tergantung situasi.

Rencana Awal BTN Akuisisi Bank Muamalat

BTN awalnya berencana mengakuisisi Bank Muamalat Indonesia Tbk., bank syariah pertama di Indonesia, untuk mempercepat transformasi Unit Usaha Syariahnya menjadi Bank Umum Syariah. Akuisisi Bank Muamalat dianggap strategis mengingat bank ini memiliki pengalaman dan posisi mapan di industri perbankan syariah.

Langkah tersebut sejalan dengan dorongan pemerintah untuk memperkuat sektor perbankan syariah di Indonesia. Meskipun proses awal berjalan cukup jauh, BTN membatalkan rencana akuisisi ini.

Keputusan tersebut membuka peluang bagi BTN untuk mencari alternatif yang lebih sesuai dengan kebutuhan strategisnya, dan akhirnya memilih mengakuisisi Bank Victoria Syariah

Perbandingan Bank BTN mengakuisisi Bank Victoria Syariah dengan Bank Muamalat:

  1. Potensi Peningkatan Peringkat BTN Syariah

Jika BTN Syariah mengakuisisi Bank Muamalat, yang memiliki aset senilai Rp59,87 triliun (per September 2024), total aset gabungan BTN Syariah akan mencapai sekitar Rp115,41 triliun. Hal ini akan membawa BTN Syariah naik ke peringkat ke-2 bank syariah terbesar di Indonesia, melewati CIMB Niaga Syariah yang memiliki aset Rp65,99 triliun.

Sebaliknya, akuisisi BVIS, yang memiliki aset Rp3,33 triliun, hanya akan meningkatkan total aset BTN Syariah menjadi Rp58,87 triliun. Angka ini masih jauh di bawah CIMB Niaga Syariah dan tidak mengubah posisi BTN Syariah di peringkat ke-4.

2. Keunggulan dan Tantangan BTN Akuisisi Bank Muamalat

Keunggulan:

  • Ekspansi Skala Besar: Akuisisi Bank Muamalat memberikan lonjakan signifikan pada total aset BTN Syariah, meningkatkan daya saing di pasar perbankan syariah.
  • Sejarah dan Reputasi: Sebagai bank syariah pertama di Indonesia, Bank Muamalat memiliki reputasi kuat yang dapat meningkatkan citra BTN Syariah.

Tantangan:

  • Kondisi Keuangan: Bank Muamalat mencatatkan penurunan aset sebesar 9,56% YoY pada September 2024. Ini menunjukkan potensi risiko keuangan yang perlu diatasi setelah akuisisi.
  • Kompleksitas Integrasi: Menggabungkan dua entitas besar membutuhkan waktu, sumber daya, dan manajemen yang cermat.

3. Keunggulan dan Tantangan BTN Akuisisi BVIS

Keunggulan:

  • Proses Akuisisi yang Lebih Mudah: Dengan aset yang lebih kecil, integrasi BVIS ke BTN Syariah relatif lebih sederhana dibandingkan dengan Bank Muamalat.
  • Investasi Lebih Ringan: Biaya akuisisi BVIS jauh lebih kecil, sehingga mengurangi tekanan pada keuangan BTN.

Tantangan:

  • Dampak Terbatas pada Peringkat Aset: Akuisisi BVIS tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap posisi BTN Syariah dalam daftar bank syariah terbesar di Indonesia.
  • Skala Bisnis: Dengan aset yang kecil, kontribusi BVIS dalam meningkatkan daya saing BTN Syariah di pasar akan membutuhkan waktu lebih lama.

Dampak Strategis dan Pilihan BTN

Keputusan BTN untuk memilih BVIS mencerminkan strategi yang lebih konservatif dan bertahap dalam pengembangan unit usaha syariahnya. Fokus pada BVIS memungkinkan BTN meminimalkan risiko keuangan sambil tetap memenuhi regulasi spin-off unit usaha syariah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline