Lihat ke Halaman Asli

Merza Gamal

TERVERIFIKASI

Pensiunan Gaul Banyak Acara

Harbolnas Tidak Tercapai Target dan Indikasi Melemahnya Ekonomi serta Daya Beli

Diperbarui: 2 Januari 2025   09:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi | SHUTTERSTOCK via Kompas.com

 
Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2024 telah usai, meninggalkan catatan penting bagi ekosistem e-commerce di Indonesia. Program yang berlangsung selama tujuh hari, dari 10 hingga 16 Desember, mencatat total transaksi sebesar Rp31,2 triliun.

Meski meningkat 21,4% dari capaian tahun lalu yang hanya Rp25,7 triliun, angka ini masih jauh dari target pemerintah yang dipatok sebesar Rp40 triliun.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal diolah dari tangkapan layar Tokopedia di Laptop & Smartphone

Hal ini memunculkan berbagai pertanyaan mengenai daya beli masyarakat, efektivitas strategi promosi, dan arah masa depan Harbolnas sebagai motor penggerak ekonomi digital Indonesia.

Gaung yang Meredup di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Tahun ini, Harbolnas dihadapkan pada tantangan besar. Meski periode pelaksanaannya lebih panjang, nilai transaksi harian justru turun dibandingkan tahun sebelumnya.

Data menunjukkan bahwa rata-rata transaksi harian mencapai Rp4,4 triliun, jauh lebih rendah dari Rp8 triliun per hari pada Harbolnas 2023. Faktor utama di balik penurunan ini adalah ketidakpastian ekonomi yang berdampak pada daya beli masyarakat.

Perubahan perilaku konsumen juga berperan besar. Konsumen kini lebih selektif dan cenderung memprioritaskan kebutuhan esensial dibandingkan mengikuti momentum diskon. Selain itu, persaingan ketat antarplatform e-commerce menciptakan fragmentasi transaksi, di mana konsumen membandingkan harga dan mencari penawaran terbaik di berbagai platform.

Produk Lokal: Harapan di Tengah Tantangan

Satu pencapaian positif dari Harbolnas 2024 adalah dominasi produk lokal, yang menyumbang 52% dari total transaksi atau sekitar Rp16,1 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan 31% dibandingkan tahun sebelumnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam kesempatan pada 28 Desember 2024, menyebut pertumbuhan ini sebagai indikator positif terhadap potensi produk dalam negeri di pasar digital.

"Ketika pasar untuk produk lokal sudah terbentuk, suplai akan mengikuti secara otomatis. Langkah ini juga dapat membantu mengurangi ketergantungan pada produk impor," ujarnya. Hal ini mencerminkan peningkatan kesadaran konsumen untuk mendukung produk lokal, yang pada gilirannya memperkuat perekonomian nasional.

Analisis Ketidak tercapainya Target Penjualan Harbolnas 2024

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline