Lihat ke Halaman Asli

Merza Gamal

TERVERIFIKASI

Pensiunan Gaul Banyak Acara

Pelajaran dari Aksi Mogok Barista Starbucks di Musim Liburan Akhir Tahun

Diperbarui: 23 Desember 2024   20:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal diolah dengan ChatGPT.OpenAI

Aksi mogok kerja barista Starbucks di Amerika Serikat, yang bertepatan dengan musim liburan akhir tahun, menjadi perhatian publik.

Para pekerja yang tergabung dalam serikat pekerja Workers United menuntut peningkatan upah, kepegawaian yang lebih memadai, dan jadwal kerja yang lebih manusiawi. (Sumber: Reuters, 22 Desember 2024

Namun, di sisi lain, perusahaan raksasa ini menghadapi tekanan besar untuk menjaga operasional tetap berjalan di tengah lonjakan permintaan pelanggan yang ingin menikmati kopi di suasana liburan.

Strategi Mogok di Musim Liburan

Memilih waktu mogok kerja masal di akhir tahun bukanlah kebetulan. Periode ini adalah masa tersibuk bagi Starbucks, di mana pelanggan memanfaatkan momen liburan untuk bersantai, berbincang, atau mengerjakan pekerjaan sambil menikmati minuman favorit mereka.

Mogok kerja lima hari ini telah meluas ke sepuluh kota besar, termasuk New York, Philadelphia, dan Los Angeles, serta diperkirakan dapat berdampak pada ratusan toko lain menjelang Malam Natal.

Bagi serikat pekerja, ini adalah momen strategis untuk menekan perusahaan, karena potensi kehilangan pendapatan selama periode ini sangat besar. Di sisi lain, Starbucks menyatakan bahwa dampaknya masih terbatas, dengan hanya segelintir toko yang terkena imbas langsung dari aksi ini.

Tuntutan Pekerja: Suara untuk Keadilan

Workers United menyerukan peningkatan upah minimum sebesar 64% secara langsung, dan hingga 77% selama masa kontrak tiga tahun. Selain itu, mereka juga meminta jadwal kerja yang lebih fleksibel dan penambahan staf untuk mengurangi beban kerja.

Serikat pekerja menilai bahwa tuntutan ini adalah langkah penting untuk meningkatkan kesejahteraan para barista yang menjadi tulang punggung operasional perusahaan.

Mogok Barista Starbuck saat Liburan AKhir Tahun 2024, Sumber gambar: Reuters/Daniel Cole/File Photo

Namun, bagi Starbucks, angka kenaikan yang diminta dianggap tidak berkelanjutan. Perusahaan menyatakan bahwa sejak memulai perundingan pada April lalu, mereka telah mengadakan lebih dari delapan sesi negosiasi dan mencapai 30 kesepakatan. Meski begitu, isu fundamental seperti upah dan jadwal kerja tetap belum menemukan titik temu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline