Industri otomotif global saat ini sedang berada di tengah perubahan besar, dengan persaingan yang semakin ketat dari produsen kendaraan listrik (EV) seperti Tesla dan produsen asal Tiongkok seperti BYD.
Dalam konteks ini, dua raksasa otomotif Jepang, Nissan dan Honda, tengah dalam pembicaraan untuk menggabungkan kekuatan mereka dalam upaya bertahan dari gempuran tersebut.
Namun, di tengah upaya mereka untuk merestrukturisasi dan memperkuat posisi di pasar global, muncul kabar mengejutkan dari Foxconn, yang berencana untuk mengakuisisi saham Nissan melalui pendekatan kepada Renault, pemegang saham terbesar Nissan. (Sumber: Bloomberg, 19 November 2024)
Merger Nissan dan Honda: Langkah Strategis untuk Bertahan
Nissan dan Honda, dua perusahaan otomotif Jepang yang sudah lama beroperasi, kini tengah mencari cara untuk memperkuat posisi mereka dalam industri otomotif yang sedang bertransformasi.
Laporan terbaru mengungkapkan bahwa kedua perusahaan tersebut sedang mempertimbangkan kemungkinan merger sebagai salah satu solusi untuk mengatasi tantangan besar yang mereka hadapi.
Jika merger ini terjadi, maka akan tercipta perusahaan otomotif terbesar ketiga di dunia setelah Toyota dan Volkswagen, dengan potensi produksi tahunan mencapai 7,4 juta kendaraan.
Langkah ini tampaknya menjadi respons atas persaingan yang semakin ketat, terutama dengan munculnya Tesla yang telah mendominasi pasar kendaraan listrik dan produsen asal Tiongkok seperti BYD dan Geely yang semakin memperluas pangsa pasar mereka.
Di sisi lain, industri otomotif Jepang juga sedang menghadapi tantangan besar setelah Tiongkok mengalahkan Jepang sebagai eksportir kendaraan terbesar di dunia pada tahun 2023. Dominasi Tiongkok dalam produksi kendaraan listrik menambah tekanan bagi Nissan dan Honda untuk mempercepat transformasi mereka menuju elektrifikasi.
Foxconn: Godaan Akuisisi yang Mengguncang Rencana Merger
Namun, rencana merger Nissan dan Honda kini berada di bawah ancaman besar dari langkah agresif yang diambil oleh Foxconn. Perusahaan teknologi Taiwan yang terkenal dengan produksi perangkat elektronik, terutama iPhone, kini berinvestasi besar-besaran dalam pabrik-pabrik kendaraan listrik.
Dengan niat untuk memperluas portofolionya, Foxconn sedang melakukan pembicaraan dengan Renault, pemegang saham terbesar Nissan dengan kepemilikan 36%, untuk membeli saham Nissan.