Lihat ke Halaman Asli

Merza Gamal

TERVERIFIKASI

Pensiunan Gaul Banyak Acara

Djarum pun Ingin Menikmati Cita Rasa Kelarisan Bakmi GM

Diperbarui: 13 Desember 2024   20:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: Dokumentasi Merza Gamal dari foto pribadi dan brosur Bakmi GM 

Bakmi GM, siapa yang tidak mengenal restoran bakmi legendaris ini? Sejak berdiri pada tahun 1959, Bakmi GM telah menjadi ikon kuliner yang melekat di hati banyak orang, terutama warga Jakarta.

Restoran yang dahulu bernama Bakmi Gajah Mada ini didirikan oleh pasangan suami istri Tjhai Sioe dan Loei Kwai Fong. Bermula dari sebuah warung kecil di tepi Jalan Gajah Mada 77, Jakarta Pusat, Bakmi GM tumbuh dan berkembang hingga menjadi restoran besar yang kini melayani lebih dari 30.000 pelanggan setiap harinya.

Sebagai salah satu pelanggan setia, kenangan saya bersama Bakmi GM sudah dimulai sejak kecil. Saya masih ingat, dulu gerainya hanya ada di kawasan Jakarta Kota. Setiap kali berkunjung, menu favorit saya adalah Bakmi Ayam Jamur Baso yang nikmat, ditemani dengan Pangsit Goreng yang renyah dan selalu menjadi rebutan.

Kini, di usia yang tidak lagi muda, saya tetap setia menikmati Bakmi GM, yang outlet-nya sudah tersebar hampir di seluruh pusat perbelanjaan di Jakarta.

Tidak hanya menjadi bagian dari kehidupan pribadi saya, Bakmi GM juga memiliki tempat istimewa dalam momen kebersamaan keluarga. Di akhir pekan, ketika kesibukan kerja melanda hari-hari biasa, kami sekeluarga sering menghabiskan waktu di restoran ini.

Semua anggota keluarga, dari anak-anak hingga istri saya, menyukai Bakmi GM, terutama Pangsit Gorengnya. Rasanya, setiap gigitan membawa kebahagiaan yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.

Jejak Sejarah dan Pertumbuhan Bakmi GM

Perjalanan panjang Bakmi GM tidak lepas dari inovasi dan ekspansi yang dilakukan oleh para penerusnya. Setelah membuka cabang pertama di Melawai pada tahun 1971, Bakmi GM terus berkembang dengan membuka outlet di kawasan strategis seperti Jalan M.H. Thamrin, yang kemudian pindah ke Jalan Sunda, serta Mal Pondok Indah. Pada era 1990-an, Bakmi GM mulai melebarkan sayapnya ke bisnis waralaba.

Kini, Bakmi GM memiliki jaringan outlet yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, hingga Bali. Dengan harga menu yang berkisar antara Rp30.000 hingga Rp50.000, restoran ini diperkirakan mengantongi omzet harian sebesar Rp1 miliar hingga Rp1,5 miliar. Angka yang mengesankan untuk sebuah restoran yang tetap mempertahankan cita rasa klasiknya.

Akuisisi oleh Grup Djarum: Langkah Besar Menuju Masa Depan

Baru-baru ini, Bakmi GM kembali mencuri perhatian setelah diberitakan telah diakuisisi oleh Grup Djarum, konglomerasi besar milik keluarga Hartono.

Berdasarkan laporan dari Dealstreet Asia, Grup Djarum mengakuisisi 85% saham PT Griya Mie Sejati, perusahaan yang menaungi Bakmi GM, dengan nilai transaksi yang diperkirakan mencapai Rp2 triliun hingga Rp2,4 triliun. Langkah ini menunjukkan keseriusan Grup Djarum untuk memperluas bisnisnya di luar industri rokok, termasuk ke sektor food and beverage (F&B).

Meski kabar ini belum dikonfirmasi secara resmi oleh kedua belah pihak, akuisisi ini membuka babak baru bagi Bakmi GM. Dengan dukungan Grup Djarum, Bakmi GM memiliki peluang besar untuk semakin mengembangkan bisnisnya, baik di dalam negeri maupun internasional.

Namun, harapan besar juga disematkan agar restoran ini tetap mempertahankan rasa dan kualitas yang telah menjadi ciri khasnya selama lebih dari setengah abad.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline