Di tengah hiruk-pikuk industri ritel yang penuh tantangan, cerita tentang MR.DIY terasa seperti angin segar.
Ketika banyak gerai ritel lain di Indonesia berguguran, MR.DIY justru melesat, membuka toko demi toko, bahkan bersiap melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kisah ini memancing rasa penasaran. Apa rahasia kesuksesan mereka?
Awal Mula yang Sederhana
Segalanya dimulai pada tahun 2005 di sebuah toko kecil di Jalan Tuanku Abdul Rahman, Kuala Lumpur. MR.DIY, yang didirikan oleh Tan Yu Yeh bersama saudaranya, Tan Yu Wei, kini tumbuh menjadi jaringan ritel besar dengan lebih dari 2.000 toko di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Berawal dari sebuah ide sederhana untuk menyediakan produk rumah tangga dengan harga terjangkau, mereka berhasil menciptakan kerajaan bisnis ritel.
Yang menarik, pendiri MR.DIY bukan berasal dari dunia ritel. Tan Yu Yeh dulunya seorang insinyur yang kemudian menjadi agen broker saham. Dengan latar belakang itu, ia menerapkan prinsip efisiensi dan pengelolaan yang sangat terukur, fondasi yang membangun kokoh bisnis ini.
Bukan Sekadar Ritel Biasa
Ada sesuatu yang unik di setiap toko MR.DIY. Ukurannya rata-rata 1.000 meter persegi, memberikan ruang yang nyaman bagi konsumen untuk berbelanja. Dengan menawarkan lebih dari 18.000 produk yang mencakup kebutuhan rumah tangga, alat tulis, peralatan mobil, mainan, hingga kosmetik, MR.DIY menjadi tujuan belanja serba ada bagi semua kalangan.
Harga yang bersahabat menjadi daya tarik utama. Di tengah kondisi ekonomi yang tidak pasti, konsumen cenderung mencari produk yang terjangkau tanpa mengorbankan kualitas. MR.DIY membaca peluang ini dengan cermat.
Membangun Jaringan yang Kokoh di Indonesia
Sejak hadir di Indonesia, MR.DIY bergerak cepat. Mereka menjalin kemitraan strategis dengan raksasa seperti Lippo Group, Pakuwon Jati, ITC Group, hingga Ramayana. Langkah ini membuat MR.DIY mampu menjangkau konsumen di berbagai lokasi strategis tanpa harus memulai dari nol.