Lihat ke Halaman Asli

Merza Gamal

TERVERIFIKASI

Pensiunan Gaul Banyak Acara

Pelajaran dari Nissan Menghadapi Tantangan Pemangkasan Lapangan Kerja

Diperbarui: 11 November 2024   20:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: theaustralian.com.au

Pelajaran dari Nissan dan Industri Otomotif Global dalam Menghadapi Tantangan Pemangkasan Lapangan Kerja dan Perkembangan Kendaraan Listrik

Industri otomotif dunia saat ini sedang menghadapi dinamika yang cukup menguji daya tahan banyak produsen besar, dari Nissan hingga Volkswagen, bahkan Tesla. Salah satu contoh nyata adalah langkah drastis yang diambil oleh Nissan Motor yang mengumumkan pemangkasan 9.000 lapangan kerja dan pengurangan kapasitas produksi sebesar 20%.

Keputusan tersebut, yang datang setelah penurunan signifikan dalam penjualan di pasar utama seperti Tiongkok dan Amerika Serikat, menggambarkan tantangan besar yang dihadapi oleh produsen otomotif dalam era transisi menuju kendaraan listrik (EV= Electric Vehicle).

Namun demikian, hal ini bukanlah fenomena yang hanya dialami oleh Nissan. Banyak produsen otomotif global lainnya yang juga merasakan dampak dari perubahan pasar yang cepat ini, termasuk Tesla yang awalnya sangat percaya diri dengan popularitas EV.

Pemangkasan Lapangan Kerja dan Pengurangan Kapasitas Produksi: Apa yang Terjadi?

Pada awal November 2024, Nissan membuat pengumuman mengejutkan bahwa mereka akan mengurangi 9.000 lapangan kerja dan memotong 20% kapasitas produksinya.

Saham Nissan Motor (7201.T) jatuh 6% dalam perdagangan Tokyo pada hari Jumat, setelah perusahaan mengumumkan rencana tersebut. Penurunan ini terjadi setelah kesulitan dalam penjualan di pasar Tiongkok dan Amerika Serikat.

Saham perusahaan mengalami penurunan harga satu hari terbesar sejak Agustus, berakhir pada harga 385,2 yen, mendekati level terendah dalam empat tahun. Nissan juga mengurangi perkiraan laba operasi tahunannya sebesar 70% dan membatalkan proyeksi laba bersih karena restrukturisasi, yang diharapkan dapat mengurangi biaya sebesar 400 miliar yen ($2,61 miliar) hingga akhir tahun keuangan pada Maret mendatang.

Hal ini adalah langkah yang cukup mengejutkan mengingat posisi Nissan sebagai salah satu produsen mobil terbesar di dunia. Penurunan penjualan yang signifikan di pasar seperti Tiongkok dan AS, yang ditambah dengan kesulitan dalam memenuhi permintaan kendaraan hibrida di AS, mendorong perusahaan untuk melakukan restrukturisasi besar-besaran guna mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi.

Dampak pada Industri Otomotif Global

Nissan bukan satu-satunya yang menghadapi tantangan semacam ini. Volkswagen dan Tesla juga mengalami kesulitan yang cukup signifikan. Misalnya, meskipun Tesla telah mendominasi pasar kendaraan listrik, CEO Elon Musk baru-baru ini mengungkapkan bahwa perusahaan tidak mengantisipasi secara penuh tantangan yang ada dalam perjalanan menuju dominasi EV global.

Ketika Musk pertama kali mengkampanyekan Tesla, permintaan EV diperkirakan akan tumbuh dengan cepat. Namun, kenyataannya, pertumbuhan ini ternyata lebih lambat dari yang diperkirakan, dan tantangan seperti infrastruktur pengisian daya, kecanggihan perangkat lunak kendaraan, serta integrasi kendaraan dalam kehidupan sehari-hari menjadi hambatan yang lebih besar dari yang dibayangkan sebelumnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline