Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang sangat kaya dan beragam. Ketika kita berbicara tentang batik, mungkin yang pertama kali terlintas adalah batik dari Jawa Tengah dan Yogyakarta, yang dikenal dengan motif-motif klasiknya.
Akan tetapi, batik sebenarnya dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia, masing-masing dengan ciri khas yang mencerminkan budaya dan filosofi lokal. Daerah-daerah seperti Sumatera, Kalimantan, Bali, hingga Sulawesi juga memiliki tradisi batik yang kaya, meski beberapa sempat mengalami penurunan produksi.
Kini, banyak daerah yang kembali menghidupkan tradisi batik mereka, dengan motif khas daerah yang unik dan penuh makna. Dalam rangka menyambut Peringatan Hari Batik Nasional kali ini, kita akan membahas tentang Batik Gajah Oling dari Banyuwangi.
Batik Banyuwangi yang dibangkitkan kembali oleh Bapak Abdullah Azwar Anas kala menjadi Bupati Banyuwangi (saat ini adalah Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi). Beliau mengadakan Festival Batik sebagai salah satu rangkaian dari program Banyuwangi Festival yang dimulai sejak tahun 2013, yang dibuka dengan parade budaya etnik "Banyuwangi Ethno Carnival."
Selain itu, beliau juga mengadakan pelatihan untuk para pengrajin batik agar Go International sebagai bagian dari pelaku UMKM yang tangguh.
Batik Banyuwangi: Menyelami Keberagaman Motif dan Makna
Alhamdulillah, saya sempat mengunjungi sentra kerajinan Batik Gajah Oling di Desa Labanasem, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Di sana, kami berkesempatan melihat beberapa proses pembuatan Batik Banyuwangi yang dikenal juga sebagai Batik Gajah Oling.
Gajah Oling dalam gambar batik khas Banyuwangi seakan menyerupai tanda tanya (?), yang secara filosofis merupakan bentuk sebuah belalai gajah dan sekaligus digambarkan menyerupai uling (seekor belut/moa).
Di samping kedua unsur tersebut, karakter gambar dimaksud juga dikelilingi sejumlah atribut lain, di antaranya kupu-kupu, tumbuh-tumbuhan laut, manggar (bunga pinang/kelapa), dan sebagainya.
Motif batik Gajah Oling yang saat ini diyakini banyak kalangan sebagai motif asli batik khas Banyuwangi, secara garis besar melambangkan bentuk kekuatan yang tumbuh dalam jati diri masyarakat Banyuwangi.
Pemaknaan motif Gajah Oling berkaitan dengan karakter masyarakat Banyuwangi yang religius; penyebutan Gajah Eling mempunyai arti hewan yang bertubuh besar (gajah) dalam hal ini diartikan maha besar, sedangkan uling dapat diartikan ingat.
Maka, secara utuh dapat diartikan kita selalu diingatkan untuk ingat akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Dengan harapan, apabila masyarakat memakai batik Gajah Oling, mereka secara tidak langsung diajak untuk selalu ingat kepada kemahabesaran Sang Pencipta sebagai dasar menjalankan sendi roda kehidupan.