Lihat ke Halaman Asli

Merza Gamal

TERVERIFIKASI

Pensiunan Gaul Banyak Acara

Refleksi Sejarah yang Mulai Terlupakan di Hari Kesaktian Pancasila

Diperbarui: 1 Oktober 2024   20:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, yang jatuh setiap tanggal 1 Oktober, memiliki makna mendalam bagi masyarakat Indonesia, khususnya generasi yang pernah mengalami langsung atau mendengar kisah tentang peristiwa sejarah yang mengawali hari tersebut.

Hari Kesaktian Pancasila diperingati untuk mengenang peristiwa G30S/PKI, di mana terjadi upaya kudeta yang mengancam dasar negara, yaitu Pancasila, pada 30 September 1965.

Pada masa lalu, peringatan ini sangat kental dengan nuansa nasionalisme dan patriotisme. Di sekolah-sekolah dan instansi pemerintah, upacara bendera digelar dengan khidmat, lengkap dengan pidato yang mengingatkan betapa pentingnya menjaga kesatuan bangsa dan setia pada Pancasila.

Film dokumenter tentang peristiwa G30S/PKI sering kali diputar di televisi sebagai bagian dari pengingat kolektif tentang sejarah kelam yang pernah menguji keberadaan bangsa ini.

Kenangan terhadap peringatan ini bagi generasi yang hidup pada dekade 1970-an hingga 1990-an sangat kuat. Pada masa itu, Hari Kesaktian Pancasila menjadi momen refleksi, di mana masyarakat diajak untuk bersatu, menjaga keutuhan NKRI, dan memperkuat rasa cinta tanah air.

Sekolah-sekolah biasanya mengadakan kegiatan khusus untuk memperingatinya, seperti penulisan esai, drama sejarah, hingga kegiatan diskusi yang mengangkat nilai-nilai kebangsaan dan semangat menjaga Pancasila sebagai ideologi negara.

Namun, makna Peringatan Hari Kesaktian Pancasila bukan hanya mengenang masa lalu, tetapi juga menjaga relevansi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari di masa kini. Nilai-nilai dalam Pancasila, seperti persatuan, keadilan, kemanusiaan, dan musyawarah untuk mufakat, tetap menjadi pondasi yang harus terus dijaga oleh generasi sekarang dan masa depan.

Peringatan ini juga mengajarkan pentingnya kewaspadaan terhadap segala bentuk ancaman terhadap ideologi dan keutuhan bangsa.

Di tengah perubahan zaman dan arus globalisasi yang semakin kuat, peringatan ini mengingatkan kita bahwa tantangan terhadap nilai-nilai Pancasila tidak hanya datang dari luar, tetapi juga dari dalam, seperti korupsi, radikalisme, dan ketidakadilan sosial.

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila bukan hanya mengenang sejarah, tetapi juga sebagai momentum untuk memperkuat komitmen menjaga nilai-nilai luhur bangsa agar tetap relevan dan hidup dalam masyarakat modern. Bagi mereka yang pernah mengalami langsung masa-masa penuh gejolak di sekitar tahun 1965, peringatan ini selalu membawa kesan emosional yang mendalam.

Terlepas dari bagaimana generasi muda mungkin melihat peristiwa ini, penting untuk terus memahami dan merawat makna Hari Kesaktian Pancasila sebagai pengingat bahwa bangsa ini pernah menghadapi ancaman besar, namun tetap teguh berpegang pada Pancasila sebagai dasar negara yang tidak tergoyahkan.

Menghayati dan Mengamalkan Pancasila Tidak Cukup Hanya Slogan

Pernyataan bahwa Pancasila sebagai dasar negara dan asas kehidupan rakyat Indonesia tidak cukup hanya dengan slogan "Saya Indonesia, Saya Pancasila" adalah sangat tepat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline