Lihat ke Halaman Asli

Merza Gamal

TERVERIFIKASI

Pensiunan Gaul Banyak Acara

Menuju Masa Depan Mode Ramah Lingkungan di Indonesia

Diperbarui: 5 September 2024   07:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Industri Mode Ramah Lingkungan | ILUSTRASI SHUTTERSTOCK

Industri mode merupakan salah satu penyumbang utama terhadap perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati. Kesadaran global akan dampak buruk ini semakin meningkat, mendorong banyak perusahaan untuk mengambil langkah-langkah konkret menuju mode yang lebih ramah lingkungan.

Bagaimana dengan Indonesia? Seberapa jauh negara ini bertransformasi menuju mode berkelanjutan? Artikel ini akan mengeksplorasi kondisi di Indonesia dalam menghadapi tantangan ini, serta potensi yang dapat dikembangkan untuk masa depan yang lebih hijau.

Gambar olahan Merza Gamal, sumber: McKinsey & Bloomberg

Kesadaran dan Permintaan Konsumen: Peran Konsumen dalam Perubahan

Di Indonesia, kesadaran konsumen tentang pentingnya keberlanjutan dalam mode mulai meningkat, terutama di kalangan generasi muda. Mereka semakin memperhatikan asal-usul bahan yang digunakan dalam pakaian mereka dan dampaknya terhadap lingkungan.

Hal ini mendorong beberapa brand lokal untuk beralih ke bahan yang lebih ramah lingkungan, seperti kain organik, serat daur ulang, dan pewarna alami. Dengan permintaan yang lebih sadar lingkungan, industri mode di Indonesia mulai berubah, meskipun masih ada perjalanan panjang menuju adopsi yang lebih luas.

Namun demikian, transisi ini tidak hanya mengandalkan konsumen. Produsen juga perlu mengambil inisiatif dengan menyediakan produk berkualitas tinggi yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga sesuai dengan selera pasar.

Semakin banyaknya konsumen yang peduli pada lingkungan membuka peluang besar bagi industri mode untuk berinovasi dan menciptakan produk yang tidak hanya fashionable tetapi juga berkelanjutan.

Inovasi Bahan: Mengurangi Limbah dengan Material Ramah Lingkungan

Salah satu tren yang muncul dalam mode berkelanjutan adalah penggunaan bahan-bahan yang dapat terurai secara hayati dan bahan daur ulang. Di tingkat global, Washington Post melaporkan tentang perkembangan kain yang 100% berbasis hayati dari kulit udang dan jamur, serta serat botani yang menyerupai sutra laba-laba yang diproduksi secara massal.

Inovasi seperti ini menjadi inspirasi bagi produsen mode di Indonesia untuk menciptakan produk serupa dengan memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah di tanah air.

Selain itu, tenun tradisional dan batik dengan pewarna alami menjadi pilihan populer di kalangan desainer lokal. Ini tidak hanya membantu melestarikan warisan budaya Indonesia tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan dengan mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya dalam proses produksi.

Produksi Berlebih dan Dampaknya: Tantangan bagi Industri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline