Lihat ke Halaman Asli

Merza Gamal

TERVERIFIKASI

Pensiunan Gaul Banyak Acara

Berpetualang ke Camp WWF, Surga Tersembunyi di Desa Wisata Bukit Rimbang Baling

Diperbarui: 27 Juli 2024   13:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Harimau Sumatera, sumber gambar: Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau

Yuk Berpetualang ke Camp WWF Lewat Sungai Subayang!

Saat saya memutuskan untuk mengunjungi Camp WWF di Bentang Alam Rimbang Baling, saya tahu petualangan ini akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Perjalanan ini tidak hanya membawa saya lebih dekat dengan alam, tetapi juga memberi saya pemahaman mendalam tentang pentingnya konservasi lingkungan.

Nama Rimbang Baling kembali terekspose ke publik setelah kawasan suaka ini ditetapkan Pemerintah Provinsi Riau sebagai Destinasi Wisata Favorit 2019 dalam acara bertajuk 'Ruang Kita Festival 2019'. Setiap bulan, tak kurang dari 3.000 pengunjung datang ke Rimbang Baling untuk berlibur dan menghabiskan waktu bersantai bersama keluarga.

Rimbang Baling merupakan objek wisata yang keindahan alamnya masih asli dan sangat eksotik. Selain air terjun yang menakjubkan, permainan rakyat dan adat istiadat yang masih kental menambah daya tarik tempat ini. Menyusuri Sungai Subayang sampai ke Rimbang Baling menjadi daya pikat khusus bagi wisatawan.


Perjalanan dimulai dari kota Pekanbaru. Saya dan rombongan berangkat pagi-pagi sekali, menikmati jalanan yang masih sepi.

Kami menuju Desa Gema di Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, yang berjarak sekitar 110 km atau sekitar 2 - 2,5 jam dari Kota Pekanbaru. Setelah tiba di Desa Gema, kami melanjutkan perjalanan dengan perahu motor menyusuri Sungai Subayang.

Menyusuri Sungai Subayang

Perjalanan menyusuri Sungai Subayang memberikan sensasi yang luar biasa. Airnya yang jernih, dikelilingi oleh pepohonan hijau yang menjulang tinggi, memberikan pemandangan yang begitu memukau.

Kami melihat berbagai jenis flora dan fauna khas hutan Sumatera, seperti monyet ekor panjang dan burung-burung eksotis. Terkadang, kami mendengar suara alam yang begitu tenang, membuat kami semakin menyatu dengan alam.

Tiba di Camp WWF

Setelah sekitar setengah jam perjalanan dengan perahu, kami tiba di Camp WWF. Suasana di sini begitu tenang dan damai, jauh dari hiruk pikuk kota. Di sini, saya merasakan ketenangan yang jarang saya temukan di tempat lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline