Lihat ke Halaman Asli

Merza Gamal

TERVERIFIKASI

Pensiunan Gaul Banyak Acara

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional, Mahalnya Uang Kuliah, Tantangan Visi Indonesia Emas 2045

Diperbarui: 20 Mei 2024   20:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Dokumenatasi Merza Gamal

Hari Kebangkitan Nasional, yang diperingati setiap tanggal 20 Mei, merupakan pengakuan resmi atas perjuangan panjang dan kompleks untuk mencapai kemerdekaan. Tanggal ini dipilih karena pada 20 Mei 1908, Boedi Oetomo didirikan, menandai awal kebangkitan nasionalisme modern di Indonesia. Hari ini mengingatkan kita akan pentingnya pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan persatuan dalam perjuangan melawan kolonialisme.

Namun, tantangan dalam dunia pendidikan Indonesia saat ini masih sangat nyata. Meskipun kuliah tidak wajib, hampir semua lowongan pekerjaan mensyaratkan calon pekerja minimal lulus S1. Hal ini menjadi dilema bagi banyak lulusan SMA, SMK, dan Madrasah Aliyah yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, tetapi terbentur oleh mahalnya biaya kuliah. Mahalnya biaya kuliah tidak hanya membatasi akses pendidikan tinggi tetapi juga menimbulkan kekhawatiran mengenai masa depan bangsa.

Mahalnya Biaya Pendidikan Tinggi

Belakangan ini, berbagai demonstrasi mahasiswa menolak mahalnya biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) telah mendapat perhatian dari pemerintah.

Pelaksana Tugas Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Ristek, Prof. Tjitjik Tjahjandarie, menyatakan bahwa pendidikan di perguruan tinggi hanya ditujukan bagi lulusan yang ingin mendalami lebih lanjut suatu ilmu, menegaskan bahwa tidak semua lulusan harus melanjutkan ke perguruan tinggi karena sifatnya adalah pilihan.

Pernyataan ini, meskipun benar dalam satu sisi, tidak sepenuhnya mencerminkan realitas di lapangan. Banyak pekerjaan saat ini yang mensyaratkan gelar sarjana sebagai syarat minimal, sehingga lulusan SMA, SMK, dan Madrasah Aliyah yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi akan kesulitan bersaing di pasar kerja.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Akibatnya, mereka terpaksa bekerja di sektor informal atau dengan upah rendah, yang pada gilirannya mempengaruhi kesejahteraan keluarga mereka dan kontribusi terhadap ekonomi nasional.

Fokus Pendanaan pada Pendidikan Dasar dan Menengah

Pendanaan pemerintah yang lebih difokuskan untuk membantu program pendidikan wajib belajar 12 tahun, meninggalkan pendidikan tinggi sebagai pilihan yang terbatas bagi mereka yang mampu secara finansial. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan tercapainya visi Indonesia Emas 2045 jika jumlah lulusan perguruan tinggi terbatas.

Visi Indonesia Emas 2045, yang bertujuan menjadikan Indonesia sebagai negara maju dengan ekonomi yang kuat, sumber daya manusia yang unggul, dan keadilan sosial yang merata, akan sulit tercapai tanpa dukungan pendidikan tinggi yang memadai.

Pendidikan tinggi adalah kunci untuk menciptakan tenaga kerja yang berkualitas, inovatif, dan mampu bersaing di tingkat global. Tanpa akses yang luas dan terjangkau ke pendidikan tinggi, mimpi Indonesia Emas 2045 bisa menjadi sulit diwujudkan.

Refleksi dari Perjuangan Para Tokoh Kebangkitan Nasional

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline