Lihat ke Halaman Asli

Merza Gamal

TERVERIFIKASI

Pensiunan Gaul Banyak Acara

Pentingnya Manajemen Harga Selama Masa Disinflasi

Diperbarui: 17 Mei 2024   09:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Ketika inflasi mulai mereda, dunia usaha dihadapkan pada tantangan baru dalam mengelola harga. Meskipun penurunan inflasi tampak seperti kabar baik, kenyataannya adalah bahwa perusahaan tidak boleh lengah dalam manajemen harga.

Dalam artikel "How to Navigate Pricing During Disinflationary Times" yang ditulis oleh Boudewijn Driedonks, Tjark Freundt, dan rekan penulis, mereka menekankan bahwa pada masa disinflasi ini, perusahaan harus memperkuat strategi penetapan harga mereka untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi yang ada. (Silahkan baca artikel lengkap di sini)

Sementara, dalam tulisan sederhana saya ini akan menjelaskan mengapa manajemen harga tetap penting selama masa disinflasi dan bagaimana teknologi serta analitik dapat membantu perusahaan mengoptimalkan strategi penetapan harga mereka.

Disinflasi (disinflation) adalah istilah ekonomi yang merujuk pada penurunan laju inflasi, atau dengan kata lain, penurunan tingkat kenaikan harga-harga barang dan jasa dalam perekonomian. Penting untuk dicatat bahwa disinflasi tidak berarti harga-harga turun (itu adalah deflasi), tetapi laju kenaikannya berkurang.

Disinflasi terjadi ketika tingkat inflasi menurun dari periode sebelumnya. Misalnya, jika tingkat inflasi turun dari 5% menjadi 3%, itu disebut disinflasi. Disinflasi sering dilihat sebagai tanda bahwa kebijakan moneter yang diterapkan oleh bank sentral berhasil dalam mengendalikan inflasi. Kebijakan seperti menaikkan suku bunga atau mengurangi jumlah uang beredar dapat membantu menurunkan laju inflasi.

Disinflasi berbeda dari deflasi. Disinflasi adalah penurunan laju kenaikan harga, sementara deflasi adalah penurunan harga secara absolut. Deflasi bisa lebih berbahaya bagi perekonomian karena dapat menyebabkan penurunan permintaan konsumen, pengangguran yang lebih tinggi, dan stagnasi ekonomi.

Disinflasi dapat memiliki berbagai dampak ekonomi. Di satu sisi, dapat meningkatkan daya beli konsumen karena harga barang dan jasa tidak naik secepat sebelumnya. Di sisi lain, jika terlalu cepat atau tidak diantisipasi, disinflasi bisa mengindikasikan masalah dalam ekonomi, seperti penurunan permintaan agregat atau kebijakan moneter yang terlalu ketat.

Contoh disinflasi adalah suatu negara mengalami inflasi sebesar 6% pada tahun 2023, lalu inflasi tersebut turun menjadi 4% pada kwartal pertama tahun 2024 Penurunan Tingkat inflasi itu disebut disinflasi. Harga barang dan jasa masih meningkat, tetapi dengan laju yang lebih lambat.

Dengan pemahaman tentang disinflasi ini, kita bisa lebih menghargai pentingnya manajemen harga dan kebijakan ekonomi yang tepat dalam menjaga keseimbangan dan stabilitas ekonomi.

Mengapa Manajemen Harga Tetap Penting?

Selama masa disinflasi, menurunnya tekanan inflasi dapat membuat perusahaan tergoda untuk melonggarkan kontrol harga. Namun, mengabaikan manajemen harga yang ketat dapat berdampak buruk pada margin keuntungan.

Ketika harga jual cenderung turun, biaya produksi mungkin tidak mengikuti penurunan yang sama cepatnya, sehingga perusahaan bisa menghadapi tantangan dalam menjaga margin keuntungan. Oleh karena itu, penetapan harga yang strategis menjadi sangat penting.

Perubahan dalam permintaan konsumen juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan. Konsumen yang lebih sensitif terhadap harga selama masa disinflasi mungkin mengharapkan penurunan harga yang signifikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline