Lihat ke Halaman Asli

Merza Gamal

TERVERIFIKASI

Pensiunan Gaul Banyak Acara

Meningkatkan Produktivitas dan Kesejahteraan di Tempat Kerja dengan Memahami Kesehatan Pekerja

Diperbarui: 7 Mei 2024   07:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Pernahkah Anda rasakan, seolah-olah alam sendiri yang membisikkan panggilan untuk bersih-bersih? Dimana ketika matahari semakin terang dan hangat, keinginan untuk membersihkan rumah dari kondisi yang berantakan, debu, dan kotoran yang menumpuk semakin penuh.

Namun, dapat kita sadari, bahwa tidak hanya ruang fisik yang membutuhkan penyegaran. Sama seperti laci meja yang penuh dengan berbagai hal yang terlupakan, pikiran kita juga bisa menjadi berantakan dengan informasi berlebihan, gangguan, serta kecenderungan untuk terlalu banyak berpikir, dan menunda-nunda untuk melakukan sesuatu.

Beban mental ini bisa mengganggu kemampuan kita dalam memproses informasi, menjaga fokus, dan mempertahankan kejelasan, baik di tempat kerja maupun di kehidupan sehari-hari.

Organisasi (perusahaan) dapat berperan dalam mengurangi kekacauan mental kita. Rata-rata orang menghabiskan sepertiga hidupnya di tempat kerja (lebih dari 90.000 jam seumur hidup), kata Jacqueline Brassey, Barbara Jeffery, dan Patrick Simon dari McKinsey, dalam artikel baru dari McKinsey Health Institute. (Baca selengkapnya di sini)  

Pengusaha dapat melakukan perubahan signifikan melalui enam faktor pendorong kesehatan yang dapat dimodifikasi: interaksi sosial, pola pikir dan keyakinan, aktivitas produktif, stres, keamanan ekonomi, dan tidur.

1. Interaksi Sosial: Membangun Koneksi di Tempat Kerja

Dampak positif dari interaksi sosial secara teratur terhadap kesehatan telah banyak dilaporkan. Penelitian menunjukkan peningkatan rata-rata 50 persen kemungkinan untuk bertahan hidup jika individu memiliki hubungan sosial yang kuat. Di tempat kerja, merasa terhubung dikaitkan dengan inovasi, keterlibatan, dan kualitas kerja yang lebih besar. Namun, perilaku beracun di tempat kerja merupakan prediktor kuat terhadap dampak kesehatan yang negatif, seperti kesepian, keinginan untuk meninggalkan organisasi, dan gejala kelelahan.

2. Pola Pikir dan Keyakinan: Membangun Mentalitas Positif

Pola pikir dan keyakinan positif memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan fisik dan mental. Kesehatan holistik tidak hanya dapat dicapai dengan menghindari pemicu stres, tetapi juga melalui penciptaan pengalaman positif dalam bekerja. Pengusaha dapat membantu dengan mempromosikan makna dan rasa memiliki di tempat kerja, serta memupuk efikasi diri dan kemampuan adaptasi karyawan.

3. Kegiatan Produktif: Mendorong Keseimbangan dan Kepuasan

Kegiatan produktif, baik di dalam maupun di luar tempat kerja, memainkan peran penting dalam kesehatan dan kesejahteraan karyawan. Program karyawan yang mendukung kegiatan produktif dapat meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.

4. Stres: Mengelola Beban Mental

Stres di tempat kerja membutuhkan penanganan yang bijaksana. Pengusaha perlu menciptakan lingkungan yang mendukung dan membantu karyawan mengelola stres dengan efektif, agar tidak memengaruhi kesehatan fisik dan mental mereka.

5. Keamanan Ekonomi: Mengurangi Beban Finansial

Keamanan ekonomi memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan dan produktivitas karyawan. Pengusaha perlu memastikan bahwa kompensasi yang mereka tawarkan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar karyawan.

6. Tidur: Prioritaskan Kualitas dan Kuantitas Tidur

Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting bagi kesehatan dan kesejahteraan karyawan. Pengusaha dapat membantu karyawan mengelola tidur mereka dengan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan mempromosikan kebiasaan tidur yang sehat.

Dengan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan karyawan di tempat kerja, pengusaha dapat menciptakan lingkungan yang lebih produktif, berkelanjutan, dan berdampak positif bagi seluruh organisasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline