Lihat ke Halaman Asli

Merza Gamal

TERVERIFIKASI

Pensiunan Gaul Banyak Acara

Taubat Ekologis: Panggilan Bersama untuk Menjaga Bumi Ciptaan Allah

Diperbarui: 26 Januari 2024   17:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembakaran bahan bakar oleh industri yang melepaskan banyak gas rumah kaca ke atmosfer dan menyebabkan pemanasan global. Sumber: Pixabay via KOMPAS.com

Dalam konteks perjalanan menuju pemilihan presiden dan wakil presiden di Indonesia, debat Cawapres pada Ahad malam, 21 Januari 2024, memunculkan sorotan terkait isu lingkungan. Calon Wakil Presiden nomor urut 2, Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin, menyuarakan pentingnya taubat ekologis sebagai respons terhadap bencana ekologis yang semakin meluas.

Dalam pernyataannya, Cak Imin merujuk pada dua ajaran agama besar di Indonesia, Islam dan Nasrani, yang memberikan perspektif dan panggilan untuk menjaga ciptaan Allah.

Rujukan Al-Quran: Surah Ar-Rum Ayat 41

Surah Ar-Rum ayat 41 adalah salah satu ayat dalam Al-Quran yang memberikan pandangan Islam terkait lingkungan dan tanggung jawab manusia terhadap ciptaan Allah.

Surah Ar-Rum (Surah ke-30) adalah salah satu surah dalam Al-Quran yang membahas tentang kemenangan dan kekalahan umat manusia. Ayat 41 terletak di bagian surah yang menekankan atas tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta.

Ayat 41 Surah Ar-Rum menyoroti dampak negatif perbuatan manusia terhadap lingkungan. Menurut tafsir, kerusakan di darat dan laut disebutkan sebagai konsekuensi langsung dari tindakan manusia yang tidak bijak dalam menjaga alam. Ayat ini menciptakan kesadaran akan tanggung jawab khalifah (pemimpin) manusia untuk memelihara bumi sebagai anugerah Allah.

Dalam konteks taubat ekologis, ayat ini menjadi panggilan untuk introspeksi dan perubahan perilaku. Umat Islam diingatkan untuk melakukan taubat ekologis dengan cara menjaga dan mengelola alam dengan bijak. Tanggung jawab sebagai khalifah bumi menuntut kesadaran akan dampak setiap tindakan terhadap lingkungan dan keberlanjutan ciptaan Allah.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Perspektif Nasrani: Ensiklik Laudato Si oleh Paus Fransiskus

Ensiklik Laudato Si, yang ditulis oleh Paus Fransiskus, merupakan kumpulan ajaran Gereja Katolik terkait lingkungan dan keberlanjutan.

Laudato Si dikeluarkan oleh Paus Fransiskus pada tahun 2015 dan merupakan dokumen yang membahas isu-isu lingkungan dari sudut pandang Katolik. Judul ensiklik ini diambil dari doa Santo Fransiskus, "Laudato Si, mi' Signore" (Diberkatilah Engkau, ya Tuhan), yang menekankan kesatuan dan penghargaan terhadap seluruh ciptaan Tuhan.

Paus Fransiskus menekankan bahwa kerusakan lingkungan adalah hasil dari dosa manusia dan disebutkan sebagai "dosakah kami terhadap rumah bersama kita." Dalam perspektif Nasrani, manusia dipandang sebagai pelindung dan penjaga ciptaan Tuhan, sehingga tindakan merusak alam dianggap sebagai ketidaksetiaan terhadap tugas ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline