Lihat ke Halaman Asli

Merza Gamal

TERVERIFIKASI

Pensiunan Gaul Banyak Acara

Melibatkan Kembali Pekerja yang Tidak Produktif di Tempat Kerja

Diperbarui: 22 September 2023   08:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Pandemi COVID-19 telah mengubah lanskap dunia kerja secara dramatis, memunculkan perubahan dalam pola kerja, tingkat kepuasan, dan motivasi pekerja di seluruh dunia. Indonesia, dengan dinamika bisnis yang unik dan budaya kerja yang beragam, menghadapi tantangan serupa dengan yang dialami oleh negara-negara lain.

Dalam artikel sederhana ini, kita akan mengeksplorasi berbagai isu utama yang berkaitan dengan motivasi pekerja di Indonesia, serta pelajaran yang bisa dipetik oleh perusahaan dan pemimpin dalam mengelola dan meningkatkan keterlibatan karyawan (Employee Engagement).

Tantangan Produktivitas di Era Modern

Dalam dunia kerja yang modern, di mana teknologi dan gangguan terus menerus mengintai, pekerja di Indonesia, seperti di mana pun, sering menghadapi tantangan dalam menjaga produktivitas mereka. Rasa terganggu oleh pesan elektronik, perubahan pola kerja, dan tekanan untuk mencapai target, semuanya dapat mengganggu fokus dan produktivitas.

Sebagai solusi, pakar produktivitas merekomendasikan penggunaan alat sederhana seperti pengatur waktu analog atau jam pasir. Ini bukan hanya memungkinkan pekerja untuk memulihkan fokus mereka tetapi juga menciptakan tekanan yang positif untuk menyelesaikan tugas tepat waktu.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa tingkat motivasi pekerja di Indonesia juga rentan terhadap fluktuasi. Perubahan ekonomi, ketidakpastian lingkungan kerja, dan beban kerja yang meningkat dapat menyebabkan pekerja kehilangan semangat mereka.

Studi dari McKinsey bahkan menunjukkan bahwa motivasi yang rendah dapat berdampak negatif pada kinerja dan produktivitas perusahaan. McKinsey telah mengidentifikasi enam jenis karyawan berdasarkan tingkat kepuasan, keterlibatan, kinerja, dan kesejahteraan mereka.

Hal tersebut mencakup karyawan yang sangat tidak puas dan tidak terlibat secara aktif hingga "bintang yang berkembang" yang sangat terlibat. Pemahaman terhadap perbedaan-perbedaan ini penting bagi perusahaan di Indonesia agar dapat merancang strategi retensi dan keterlibatan yang sesuai untuk mengubah karyawan dari yang tidak terlibat menjadi yang terlibat.

Strategi untuk Meningkatkan Keterlibatan

Dalam menghadapi beragamnya tipe karyawan dalam organisasi, perusahaan di Indonesia harus mengembangkan strategi yang sangat tersegmentasi untuk meningkatkan keterlibatan mereka. Tidak ada pendekatan satu ukuran cocok untuk semua dalam mengelola motivasi pekerja. Oleh karena itu, pemimpin dan manajer perlu merancang strategi yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi masing-masing karyawan.

Salah satu strategi yang efektif adalah melalui program pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan individu. Ini tidak hanya membantu karyawan meningkatkan keterampilan mereka tetapi juga menunjukkan bahwa perusahaan peduli terhadap pengembangan mereka. Program pelatihan dapat mencakup berbagai topik, mulai dari peningkatan keterampilan teknis hingga pengembangan kemampuan kepemimpinan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline