Lihat ke Halaman Asli

Merza Gamal

TERVERIFIKASI

Pensiunan Gaul Banyak Acara

Kunci Meningkatkan Produktivitas Manajer Menengah dengan Mengatasi Administrivia

Diperbarui: 19 September 2023   16:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Dalam dunia manajemen, banyak manajer menengah merasa terjebak dalam rutinitas administratif yang memakan waktu, yang menghambat kemampuan mereka untuk fokus pada pekerjaan yang lebih bernilai dan penting.

Namun, ada harapan, seperti yang diungkapkan dalam buku "Power to the Middle: Why Managers Hold the Keys to the Future of Work" oleh Bill Schaninger, Emily Field, dan Bryan Hancock.

Dalam artikel sederhana ini, saya sebagai penulis akan mengeksplorasi tantangan yang dihadapi manajer menengah dan solusi praktis untuk mengatasi administrivia.

Tantangan Manajer Menengah

Manajer menengah seringkali menghadapi serangkaian tantangan yang membatasi kemampuan mereka untuk mencapai potensi penuh dalam peran kepemimpinan mereka. Mari kita lihat secara lebih mendalam beberapa tantangan utama yang dihadapi oleh manajer menengah:

  1. Beban Administratif yang Berlebihan: Salah satu masalah utama yang dihadapi manajer menengah adalah beban administratif yang berlebihan. Mereka seringkali harus menangani terlalu banyak proses, dokumen, rapat, dan tugas administratif lainnya. Semua ini memakan waktu yang berharga dan mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang lebih strategis dan berorientasi pada tim.
  2. Kurangnya Fokus pada Pengembangan Karyawan: Manajer menengah juga sering kali terjebak dalam tugas-tugas administratif sehingga kurang memiliki waktu untuk mengembangkan anggota tim mereka. Ini dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan karyawan, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kinerja tim dan organisasi secara keseluruhan.
  3. Kurangnya Keterlibatan dalam Strategi: Terkadang, manajer menengah mungkin merasa terputus dari proses perumusan strategi organisasi. Mereka mungkin hanya diberi tugas untuk mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan oleh pihak atas tanpa terlibat dalam proses pengambilan keputusan strategis. Ini dapat mengurangi rasa memiliki dan motivasi mereka untuk mendukung dan mewujudkan strategi tersebut.
  4. Tuntutan Waktu yang Tinggi: Manajer menengah seringkali dihadapkan pada tuntutan waktu yang sangat tinggi. Mereka harus mengelola tugas-tugas sehari-hari, berpartisipasi dalam rapat-rapat, dan menyelesaikan pekerjaan yang lebih besar dalam waktu yang terbatas. Ini dapat menciptakan tekanan yang signifikan dan membuat sulit bagi mereka untuk berpikir jernih dan berfokus pada hal-hal yang penting.

Solusi: Menyusun Ulang Prioritas

Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini dan memungkinkan manajer menengah mencapai potensi penuh mereka, diperlukan pendekatan yang menyusun ulang prioritas. Berikut adalah beberapa solusi yang dapat membantu mereka berkembang menjadi pemimpin yang lebih efektif:

  1. Rekrutmen yang Lebih Selektif: Organisasi harus melakukan rekrutmen dengan lebih selektif, mencari individu dengan potensi kepemimpinan yang sejati. Ini akan membantu memastikan bahwa manajer yang direkrut memiliki keterampilan dan bakat yang sesuai dengan tugas kepemimpinan.
  2. Pelatihan yang Memadai: Memberikan pelatihan komprehensif kepada manajer untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan, manajerial, dan strategis mereka. Pelatihan ini dapat membantu mereka mengatasi tantangan dan merasa lebih percaya diri dalam mengambil keputusan yang strategis.
  3. Reduksi Administrivia: Organisasi harus berkomitmen untuk mengurangi beban administratif yang tidak penting, seperti mengurangi rapat yang tidak perlu, mengotomatisasi tugas-tugas rutin, dan menyederhanakan proses-proses yang berbelit-belit. Ini akan memungkinkan manajer untuk lebih banyak fokus pada pekerjaan yang memberikan nilai tambah.
  4. Fokus pada Pengembangan Karyawan: Manajer perlu diberdayakan untuk lebih banyak berfokus pada pengembangan staf mereka. Ini bisa mencakup memberi mereka wewenang untuk mengelola tim mereka sendiri, memberikan pelatihan kepada anggota tim, dan mengaktifkan potensi karyawan.

Studi Kasus: Organisasi Kesehatan

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana sebuah organisasi dapat mengatasi administrivia, kita dapat merujuk pada studi kasus pada sebuah organisasi kesehatan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline