Antara Ambisi dan Tantangan di Tempat Kerja
Generasi Z, atau yang sering disebut sebagai Gen Z, adalah kelompok yang lahir antara pertengahan 1990-an dan awal 2010-an. Wanita dari Gen Z menemukan diri mereka berada di tengah sorotan budaya yang merayakan keberagaman dan kesetaraan gender.
Namun, di balik sorotan ini, ada realitas kompleks yang dihadapi wanita pekerja muda dalam lingkungan kerja yang terus berubah.
Pada tahun 2023 ini merupakan FOR THE GIRLS (pengingat: "girlie" netral gender dan agnostik usia). Ada makan malam perempuan, dan tentu saja, Barbie ada di mana-mana. Pemirsa Women's World Cup melonjak, dan yang lebih liar di antara kita dapat menikmati "Rat Girl Summer".
Apa yang mungkin kita abaikan dalam perayaan budaya perempuan yang hot-pink ini adalah masalah yang merusak dan terus-menerus dihadapi wanita Gen Z di tempat kerja (bagi Anda yang menonton Barbie, film ini memberi tip pada ansambel topi pink pada topik tersebut).
Tantangan-tantangan ini mencakup segala sesuatu mulai dari kesenjangan upah gender hingga bias yang disadari (dan tidak disadari), dan dapat ditemukan secara global-di Asia, Kanada, Spanyol, bahkan metaverse-dan lintas industri, seperti olahraga, pemerintahan, dan perawatan kesehatan. Anda mendapatkan gambarannya.
Dalam artikel ini, kita akan melihat beberapa tantangan yang dihadapi wanita pekerja Gen Z, serta bagaimana mereka berusaha untuk mencapai ambisi mereka di tengah dinamika ini.
1. Kesenjangan Upah Gender yang Perlu Diselesaikan
Pertempuran untuk kesetaraan gaji adalah salah satu medan pertempuran yang masih perlu diruntuhkan. Meskipun langkah-langkah telah diambil untuk mengatasi kesenjangan upah gender, perjuangan ini masih berlanjut. Wanita muda Generasi Z tidak hanya berjuang untuk mengakhiri kesenjangan upah, tetapi juga untuk menghapus akar masalahnya. Dari pengalaman magang tanpa bayaran hingga pembayaran yang tidak setara, langkah-langkah yang lebih tegas diperlukan untuk memastikan pembayaran yang adil bagi semua.
2. Fleksibilitas Kerja vs. Kemajuan Karir
Dengan semakin banyaknya perusahaan yang mengadopsi model kerja fleksibel, wanita pekerja Generasi Z menemukan diri mereka berada di persimpangan yang menantang. Sementara fleksibilitas ini memungkinkan mereka untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, tantangan muncul dalam bentuk peluang karir yang lebih terbatas. Bagaimana mereka mengintegrasikan fleksibilitas dengan aspirasi karir akan menjadi cerita menarik.
3. Bias Gender dan Usia di Tempat Kerja
Ketika wanita muda Generasi Z menembus dunia kerja, bias gender dan usia masih menjadi rintangan. Pandangan yang merendahkan dan stereotip yang tidak akurat seringkali menghambat kemajuan mereka. Dalam menghadapi hal ini, wanita muda ini harus menemukan cara untuk membuktikan diri dan menginspirasi perubahan di tempat kerja. Bagaimana mereka menghadapi bias ini adalah refleksi dari ketangguhan dan tekad mereka.