Lihat ke Halaman Asli

Merza Gamal

TERVERIFIKASI

Pensiunan Gaul Banyak Acara

Internet of Behaviour dan Customer Behaviour dalam Pemasaran Produk Kekinian

Diperbarui: 3 Mei 2023   09:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image by Merza Gamal

Internet of Behaviour (IoB) telah mengubah cara kita melihat dan memahami perilaku konsumen (Customer Behaviour). Dalam era digital yang semakin maju ini, perusahaan dapat menggunakan data konsumen yang dihasilkan oleh IoB untuk membuat keputusan yang lebih tepat dalam strategi pemasaran produk mereka. Namun, penggunaan data konsumen harus dilakukan dengan etika dan mematuhi semua peraturan dan hukum yang berlaku.

Prinsip-prinsip etika harus diterapkan agar penggunaan data konsumen tidak melanggar norma dan membangun kepercayaan konsumen terhadap perusahaan. Artikel ini akan membahas tentang bagaimana IoB dapat digunakan dengan etika dalam pemasaran produk dan apa saja strategi yang dapat digunakan untuk membangun kepercayaan konsumen dan citra positif perusahaan.

Internet of Behaviour (IoB) adalah konsep teknologi baru yang menggabungkan data dari berbagai sumber, seperti sensor, perangkat IoT, dan data perilaku digital, untuk menghasilkan wawasan yang lebih akurat tentang perilaku konsumen. Dalam konteks pemasaran produk, IoB dapat membantu perusahaan untuk memahami perilaku konsumen secara lebih detail dan mendalam, dan menggunakan informasi tersebut untuk mengembangkan strategi pemasaran yang lebih efektif.

Namun, perlu diingat bahwa IoB bukanlah pengganti Customer Behaviour dalam pemasaran produk. Customer Behaviour masih menjadi faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pemasaran. IoB hanya dapat menjadi tambahan untuk memperluas pemahaman kita tentang perilaku konsumen dan memberikan data yang lebih kaya dan mendalam.

Untuk memanfaatkan IoB dalam pemasaran produk, perusahaan dapat melakukan hal-hal seperti:

  1. Memasang sensor dan perangkat IoT yang relevan untuk mengumpulkan data tentang perilaku konsumen, seperti lokasi, pola tidur, kegiatan sehari-hari, dan lain sebagainya.
  2. Menggunakan data perilaku digital, seperti riwayat pencarian dan interaksi media sosial, untuk memahami preferensi konsumen dan memberikan rekomendasi produk yang lebih tepat sasaran.
  3. Menganalisis data yang diperoleh dari berbagai sumber untuk memahami perilaku konsumen secara holistik dan mengembangkan strategi pemasaran yang lebih tepat dan efektif.

Namun demikian, penting untuk diingat bahwa penggunaan data konsumen harus dilakukan dengan etika dan mengikuti peraturan dan hukum yang berlaku. Perusahaan juga harus memastikan bahwa data konsumen yang dikumpulkan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk tujuan yang sah.

Beberapa prinsip etika yang dapat diterapkan untuk memastikan bahwa penggunaan data konsumen dilakukan secara benar dan tidak melanggar norma, peraturan, dan hukum yang berlaku:

  1. Keterbatasan: Perusahaan harus memastikan bahwa data yang dikumpulkan terbatas pada yang diperlukan untuk tujuan tertentu dan tidak mengumpulkan data yang tidak relevan atau berlebihan.
  2. Anonimitas: Perusahaan harus memastikan bahwa data konsumen tidak diidentifikasi secara pribadi atau individu, kecuali jika diperlukan untuk tujuan tertentu dan disetujui oleh konsumen.
  3. Keamanan: Perusahaan harus memastikan bahwa data konsumen dilindungi secara aman dan tidak dapat diakses oleh pihak yang tidak berwenang.
  4. Tanggung jawab: Perusahaan harus memastikan bahwa mereka bertanggung jawab atas penggunaan data konsumen dan tidak menggunakan data konsumen untuk tujuan yang tidak sah.
  5. Transparansi dalam penggunaan data: Perusahaan harus memastikan bahwa konsumen dapat mengetahui penggunaan data mereka untuk menentukan apakah data mereka ingin dipakai atau tidak.
  6. Menghormati hak privasi: Perusahaan harus memastikan bahwa hak privasi konsumen dihormati dan tidak dilanggar, serta mematuhi semua peraturan dan hukum yang berlaku dalam pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan data konsumen.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip etika ini, perusahaan dapat memastikan bahwa penggunaan data konsumen dilakukan dengan benar dan tidak melanggar norma, peraturan, dan hukum yang berlaku. Hal ini juga dapat membantu perusahaan untuk membangun kepercayaan dan citra positif di kalangan konsumen.

Selain menerapkan prinsip etika dalam penggunaan data konsumen, ada beberapa hal lain yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk membangun kepercayaan dan citra positif di kalangan konsumen dengan memanfaatkan Internet of Behaviour (IoB), di antaranya:

  1. Berikan nilai tambah: Perusahaan dapat memanfaatkan informasi yang diperoleh dari IoB untuk memberikan nilai tambah pada produk atau layanan yang ditawarkan. Misalnya, perusahaan dapat memberikan rekomendasi produk yang lebih tepat sasaran atau menawarkan pengalaman pengguna yang lebih personal.
  2. Keterlibatan konsumen: Perusahaan dapat melibatkan konsumen dalam proses pengumpulan dan penggunaan data. Misalnya, perusahaan dapat meminta persetujuan konsumen sebelum mengumpulkan data atau memberikan pilihan kepada konsumen tentang jenis data yang ingin mereka bagikan.

Dengan menerapkan strategi-strategi ini, perusahaan dapat membangun citra positif di kalangan konsumen dan membantu membangun kepercayaan konsumen terhadap produk atau layanan yang ditawarkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline