Lihat ke Halaman Asli

Merza Gamal

TERVERIFIKASI

Pensiunan Gaul Banyak Acara

Lima Faktor Talent yang Paling Penting dalam Transformasi Digital

Diperbarui: 7 Januari 2023   09:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image: Berbagai tantangan saat melakukan transformasi digital (File by Merza Gamal)

Transformasi digital merupakan sesuatu hal yang tidak mudah bagi organisasi mana pun. Mempertahankan peningkatan dari waktu ke waktu bisa menjadi tantangan. Perusahaan yang berhasil dalam perjalanan transformasi umumnya fokus pada talent dan teknologi.

Menyiapkan organisasi analitik digital dan canggih yang unggul bukanlah sesuatu yang mudah. Transformasi digital, baik itu mendigitalkan seluruh perusahaan atau menyiapkan start-up digital dan analitik lanjutan (DnA= advanced analytics) dalam organisasi,   merupakan tantangan yang signifikan. Tidak jarang transformasi tersandung di sepanjang jalan, dan para eksekutif perusahaan mengalami kesulitan mempertahankan perbaikan apa pun dari waktu ke waktu.

Ketersediaan talent dan teknologi merupakan hal yang sangat penting di sepanjang perjalanan kesuksesan transformasi , mulai dari perencanaan dan perekrutan hingga pengelolaan dan pengembangan. Berdasarkan hasil kajian McKinsey pada akhir 2022 yang meninjau kembali lebih dari 30 transformasi digital skala besar di berbagai sektor industri yang  dilakukan dalam tiga tahun terakhir, ditemukan pemahaman tentang talent dan keputusan teknologi yang mendorong (atau menghambat) keberhasilan program transformasi digital.

Hasil penelitian McKinsey tersebut, melihatkan bahwa ada lima tema inti yang mendorong keberhasilan transformasi digital terkait dengan ketersediaan talent dan perangkat teknologi.

  • 1. Prioritaskan perekrutan pemimpin digital senior untuk menarik bakat dan mempertajam proposisi nilai Anda
  • 2. Pikirkan kembali proposisi nilai Anda untuk talenta digital
  • 3. Pekerjakan talenta digital secara internal, tetapi pertahankan keterampilan teknis yang tinggi, dan bersikaplah realistis dalam melatih kembali
  • 4. Membangun program pembelajaran dan pengembangan khusus untuk talenta digital
  • 5. Mengevaluasi trade-off antara hasil langsung dan pembangunan kemampuan jangka panjang, memanfaatkan kontraktor sementara untuk melengkapi pengiriman

Menanamkan keterampilan dan budaya baru sangat penting untuk keberhasilan setiap transformasi. Terkadang untuk efektifitas dan efisiensi, perusahaan menggunakan pihak eksternal dengan cara trade-off. Apabila menggunakan trade-off, perusahaan harus mempertimbangkan antara memperoleh keuntungan cepat (jangka pendek) dan keberlanjutan transformasi digital (jangka panjang).

Pihak eksternal yang melakukan kontrak dengan perusahaan dapat membantu mempercepat langkah awal transformasi. Namun demikian, rencana transisi yang kuat harus memastikan transfer kemampuan dan kepemilikan yang sukses. Sejumlah tindakan dapat membantu mencapai hal ini:

  • Pastikan kepemilikan produk awal oleh tim internal. Misalnya, dengan mengalokasikan kepemilikan produk secara internal sejak awal dalam proses transisi, bahkan sebelum  tim mulai masuk dan gunakan pakar eksternal yang direkrut penuh waktu untuk pembinaan dan pendampingan.
  • Libatkan insan perusahaan dalam tim sejak awal. Jangan pernah memiliki tim yang 100 persen eksternal. Misalnya, selama enam bulan pertama, 70 persen staf berasal dari luar; enam bulan kemudian, menjadi 50 persen; dan enam bulan setelah itu, menjadi 20 persen. Meskipun proporsi talent eksternal dan internal yang lebih tinggi sejak dini, namun targetkan skenario ideal, talent internal akan menguasai hingga 80 persen anggota tim.
  • Dorong insan perusahan  untuk keluar dari zona nyaman mereka, dan dorong mereka untuk mengambil kepemilikan. Namun demikian, ekspektasi perlu disesuaikan. Pada tahap awal, biasanya talent unggul dari eksternal bisa dua kali lebih produktif dibandingkan talent internal yang masih belajar seluk-beluknya. Untuk itu, kesenjangan kinerja tersebut perlu diperhitungkan dalam ekspektasi kecepatan hingga staf eksternal mulai mengalihkan pekerjaan kepada talent internal
  • Tetapkan norma yang kuat sejak awal. Untuk melakukan ini, perlu disusun protokol dan cara kerja yang solid. Misalnya, enam bulan pertama adalah tentang mengkodifikasikan cara kerja dalam buku pedoman bekerja sama dengan konsultan eksternal. Dengan pendekatan tersebut, ketika seseorang insan perusahaan baru bergabung, proses orientasi dan pola kerja menjadi jelas.

Menyeimbangkan kecepatan, mempertahankan kemampuan, dan tingkat inovasi secara umum membutuhkan pertukaran. Keberhasilan transformasi digital memerlukan budaya yang kuat. Budaya yang kuat, dapat memitigasi risiko kegagalan dan mengantisipasi dengan cepat, serta bisa belajar dari kegagalan tersebut. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa proses perencanaan dilakukan dengan tepat agar berhasil dalam jangka panjang.

Mempekerjakan kepemimpinan senior yang kuat akan berfungsi sebagai katalis untuk pertumbuhan. Pemimpin senior lebih mampu memproposisi nilai dengan hati-hati, menyusun indikator kinerja utama dan jalur karier yang menarik, memotivasi, menumbuhkan, dan mempertahankan para talent unggulan.

Pertimbangan penting untuk meningkatkan skala adalah dengan meninjau kembali keputusan pertukaran utama secara rutin. Budaya, kecepatan, dan kualitas yang seimbang akan mempermudah pencapaian perpaduan yang tepat antara pelatihan untuk insan perusahaan dan sumber talent yang optimal.  

Melakukan langka-langkah transformasi di atas dan selalu mengevaluasi secara berkala akan membantu organisasi perusahaan tumbuh secara maksimal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline