Pada tulisan sebelumnya, Kakek Merza telah menyampaikan "Tiga Kesalahan Manajer Atas Kepergian Insan Perusahaan" setelah pandemi Covid-19 berjalan selama dua tahun yang menyebabkan di dunia kerja viral masalah Quite Quitting (berhenti secara diam-diam), dan Quite Firing (pemecatan diam-diam).
Kesalahan pertama Manajer terkait hal tersebut di atas adalah Manajer tidak secara rutin membahas kemajuan tujuan dan memberikan umpan balik kinerja. Atau, dengan kata lain fungsi Manajer dalam melakukan coaching kepada anggota tim-nya tidak berjalan dengan baik.
Coaching atau pembinaan yang seharusnya dilakukan oleh seorang Manajer akan membuka potensi seseorang (anggota tim) untuk memaksimalkan kinerja mereka sendiri, dan membantu mereka untuk belajar, bukan mengajar mereka.
Coaching memfasilitasi pemikiran dan membantu Manajer memanfaatkan sumber daya serta keterampilan anggota tim dan Sang Manajer itu sendiri dalam menemukan jawaban bagi kinerja Manajer sebagai pemimpin unit kerja.
Dengan melakukan coaching, seorang Manajer dapat menumbuhkan kemampuan, kapasitas, dan kemungkinan masa depan unit kerja dan diri sang Manajer itu sendiri.
Coaching berorientasi pada tujuan, berfokus pada pengembangan pemikiran baru, pemahaman baru dan pencapaian pertumbuhan. Pelaksanaan coaching mempertimbangkan semua aspek manusia termasuk perilaku, kinerja, kesadaran diri, ketajaman emosional, peluang perkembangan. Coaching bersifat transformasional, menggerakkan Manajer dan anggota tim melampaui perubahan langkah menuju dunia kemungkinan yang benar-benar baru.
Manajer sebagai coach (pembina) bekerja dengan anggota tim yang dibina untuk meningkatkan kesadaran diri dan kesadaran orang lain. Hal tersebut merupakan kemampuan penting bagi para pemimpin. Ketika masing-masing insan dalam tim (termasuk sang Manajer) menumbuhkan pemahaman bersama, maka semua insan dalam tim akan membiarkan diri mereka memiliki kebebasan baru untuk berpikir secara berbeda.
Ketika anggota tim berpikir secara berbeda, maka mereka dapat memilih perilaku yang berbeda. Ketika mereka berperilaku berbeda dari sebelumnya, maka tim akan mendapatkan hasil yang berbeda, yaitu hasil yang pada tingkat pemikiran saat ini hanya dapat dibayangkan, namun bisa diwujudkan di masa depan.
Menurut penelitian Gallup tahun 2022, secara global, hanya 1 dari 3 insan perusahaan yang sangat setuju bahwa seseorang (Manajer) telah membicarakan kemajuan mereka dalam enam bulan terakhir. Perusahaan-perusahaan yang menjadi mitra Gallup telah mencapai tingkat ketidakhadiran 28% lebih rendah dan produktivitas rata-rata 10% lebih tinggi, dengan menggandakan rasio itu.
Perusahaan mitra Gallup tersebut rata-rata para insan mereka menerima umpan balik yang berarti setidaknya setiap minggu. Hasilnya, mereka hampir setengahnya cenderung menunggu pekerjaan baru dan tidak pasif atau masuk dalam comfort zone (zona nyaman).