Mendengar sebutan "ubi kayu", banyak Kompasianer yang tidak paham. Saat Kakek Merza dulu belajar biologi di sekolah menengah, "ubi kayu" dikenal dengan nama "manihot esculenta" atau "maniot utilissima". Saat ini, orang Indonesia lebih mengenalnya sebagai singkong.
Sebelum Indonesia swasembada pangan pada era 70'an, di beberapa daerah, ubi kayu merupakan makanan pokok masyarakat. Seperti juga jagung dan sagu yang menjadi makanan pokok di beberapa daerah Indonesia.
Ketika, beras menjadi primadona makanan pokok masyarakat Indonesia, ubi kayu atau singkong menjadi turun derajatnya, bahkan sering menjadi bahan ejekan kala itu untuk anak yang dianggap tidak selevel dengan sebutan "dasar anak singkong".
Namun, ketika resto dari Thailand marak di awal era 90'an, tiba-tiba singkong naik kelas. Di resto Thai, ada menu desert (hidangan penutup) yang terbuat dari singkong yang sangat digemari dan menjadi top menu, selain "mango sticky rice", yaitu "Thai sweet cassava".
Menu tersebut akhirnya juga masuk ke rumah makan Minang dengan nama "Singkong Thailand". Namun tentu saja antara "Thai Sweet Cassava" di Resto Thai dengan "Singkong Thailand" di Rumah Makan Padang harganya jauh berbeda.
Singkong Thailand terbuat dari potongan singkong yang direbus yang dilumuri dengan saus santan. Rasa singkong menjadi manis karena direbus bersama gula, kemudian dipadukan dengan gurihnya saus santan yang kental. Sebenarnya untuk menikmati camilan khas dari negeri seribu pagoda ini, Kompasianer tidak harus pergi ke resto Thailand karena kita bisa membuatnya sendiri di rumah.
Singkong setelah tidak lagi menjadi makanan pokok di beberapa daerah, selain ke Resto Thailand, orang juga bisa menikmati singkong berupa camilan-camilan ringan peneman minum kopi seperti singkong goreng dan singkong rebus, combro dan misro (di daerah Sunda), godok bagulo (di Riau dan Sumatera Barat), getuk lindri (di Jawa).
Selain itu, singkong juga difermentasi, sehinga menjadi tape. Di Riau dan Sumatera Barat tape dari singkong dikenal dengan Tapai Ubi Kayu. Di beberapa Kabupaten di Sumatera Barat dikenal juga sebagai Tapai Pranci.