Risiko stabilitas keuangan global telah meningkat di tengah serangkaian guncangan yang berjenjang.
International Monetary Fund (IMF) baru saja menerbitkan Global Financial Stability Report (Laporan Stabilitas Keuangan Global) edisi Oktober 2022 yang bertajuk Navigating the High-Inflation Environment (Menavigasi Lingkungan Inflasi Tinggi).
Laporan IMF setebal 112 halaman (termasuk daftar isi dan lampiran) tersebut berisikan 3 chapter (bab), yang masing-masing membahas tentang:
- Bab 1 menganalisis respons kebijakan bank sentral terhadap inflasi yang tinggi, risiko pengetatan kondisi keuangan yang tidak teratur, dan tekanan utang di antara pasar negara berkembang dan pasar perbatasan. Pergerakan harga semakin kuat seiring dengan pasar sangat fluktuatif dan penurunan likuiditas pasar.
- Bab 2 membahas bagaimana mempersempit kesenjangan pembiayaan iklim di pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang. Kebijakan iklim menjadi sangat penting untuk memungkinkan pendanaan iklim swasta melalui instrumen keuangan yang inovatif. Namun demikian, untuk membantu meningkatkan pendanaan iklim swasta, sektor publik (termasuk bank pembangunan multilateral) harus memainkan peran pendukung utama.
- Bab 3 menganalisis kontribusi dana investasi terbuka terhadap kerentanan di pasar aset. Peran kunci di pasar keuangan dimainkan oleh dana investasi open-end yang menawarkan penebusan harian sambil memegang aset tidak likuid.
Hal tersebut dapat memperkuat efek guncangan yang merugikan dengan meningkatkan kemungkinan investor berjalan dan penjualan aset kebakaran. Kondisi ini berkontribusi pada volatilitas di pasar aset dan berpotensi mengancam stabilitas keuangan.
Tulisan ini akan menyoroti dan membahas isi Bab 1: Stabilitas Keuangan di Lingkungan Inflasi Tinggi Baru, terkait dengan adakah kemungkinan stabilitas keuangan di tengah lingkungan inflasi saat ini, dan sejauh mana risikonya di tengah pasar yang sangat fluktuatif dan penurunan likuiditas pasar.
Risiko stabilitas keuangan telah meningkat di tengah inflasi tertinggi dalam beberapa dasawarsa dan dampak berkelanjutan dari perang Rusia di Ukraina ke pasar energi Eropa dan global.
Pada kondisi likuiditas pasar yang buruk, terdapat risiko pengetatan kondisi keuangan yang tiba-tiba dan tidak teratur yang dapat berinteraksi dengan kerentanan yang sudah ada sebelumnya. Kenaikan suku bunga, fundamental yang lemah, dan arus keluar yang besar telah mendorong biaya pinjaman pada pasar negara berkembang, terutama untuk ekonomi perbatasan. Hal tersebut memiliki risiko default tambahan yang lebih tinggi.
Bank sentral terus menaikkan suku bunga yang berakibat kepada kondisi keuangan yang semakin mengetat. Risiko terhadap stabilitas keuangan pun telah meningkat secara substansial di tengah lingkungan global yang sangat tidak pasti,
Bank sentral harus mempercepat pengetatan kebijakan moneter menghadapi inflasi yang sangat tinggi untuk menghindari tekanan inflasi yang mengakar. Di samping itu, bank sentral yang berada di ekonomi maju dan berkembang juga menghadapi risiko dan kerentanan yang lebih besar di berbagai sektor dan wilayah.