Dalam McKinsey Health Institute Survey 2022 baru-baru ini, empat dari lima pemimpin SDM mengatakan bahwa mereka menganggap kesehatan mental dan kesejahteraan pekerja sebagai prioritas utama.
Untuk itu, miliaran dolar di investasikan dunia bisnis untuk manfaat kesehatan.
Namun, sayangnya hampir semua fokus pada perbaikan gejala, bukan untuk mendapatkan akar penyebab kelelahan (burnout) para pekerja.
Seharusnya, pengusaha dan eksekutif perusahaan melakukan langkah mundur dan merenungkan tantangan struktural lingkungan, yang mungkin menyebabkan kelelahan.
Apabila akar penyebabnya tidak diperbaiki, maka insan perusahaan akan terus berada pada lingkungan yang semakin meningkatkan kelelahan.
Burnout (kelelahan bekerja) sering diasumsikan sebagai murni pengalaman individu, sehingga menjadi sesuatu bagi seseorang untuk memperbaiki dan menjadi lebih baik sendiri.
Seharusnya perusahaan melengkapi insannya yang mengalami kelelahan bekerja (burnout) dengan semua alat yang mereka butuhkan untuk memperbaikinya.
Eksekutif perusahaan sering melewatkan dampak yang datang dari bagaimana tim, bagaimana para pemimpin, bagaimana organisasi yang lebih luas memengaruhi cara orang menjalani kehidupan mereka di tempat kerja.
Oleh karena itu, dengan memperhatikan masalah sistemik dan benar-benar masuk ke beberapa akar penyebab akan membuka perubahan nyata kinerja perusahaan.